Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi (9/1) di buka menguat tipis di level Rp14.120 per USD. Atau menguat sebesar 5 poin dari Rp14.125 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (11/1) lalu.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyebut penguatan nilai tukar rupiah pada pagi ini ditopang oleh sentimen positif dari di dalam negeri. Menyusul, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah merestui izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) bagi vaksin corona jenis Sinovac.
"Telah adanya persetujuan BPOM atas izin penggunaan darurat vaksin Sinovac sepertinya bisa memberikan tren positif bagi Rupiah pagi ini," kata dia kepada Merdeka.com, Selasa (12/1).
Namun, penguatan mata uang garuda pada hari ini diprediksi bersifat terbatas. Hal tak lepas dari pengaruh sentimen kenaikan imbal hasil atau yield surat utang Amerika Serikat.
Bahkan, diperdagangan kemarin, yield tersebut kembali mencetak level tertinggi baru tahun 2021 pada kisaran 1,15 persen. Hari sebelumnya ditutup di kisaran 1.12 persen. "Kenaikan (yield) ini masih bisa menjadi pemicu pelemahan nilai tukar lainnya terhadap dollar AS. Termasuk juga rupiah," terangnya.
Oleh karena itu, sepanjang hari kemungkinan mata uang garuda bergerak di kisaran Rp 14.050 sampai Rp14.200 per USD. [azz]
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami