Bos Lion Air Khawatir PSBB Jakarta Diikuti Daerah Lain dan Tutup Akses Wilayah
Merdeka.com - Direktur Utama Lion Air Group, Edward Sirait angkat suara terkait kebijakan Pemprov DKI yang kembali menerapkan Pembatasan sosial Berskala Besar (PSBB) mulai 14 November mendatang. PSBB kembali diterapkan karena kasus penularan virus corona di Jakarta sudah masuk tahap mengkhawatirkan.
Edward berharap, pemberlakuan PSBB DKI Jakarta tidak berdampak ke industri penerbangan. Dia mengaku khawatir dengan pengetatan di DKI Jakarta akan berdampak ke industri penerbangan.
Dia khawatir jika kebijakan Jakarta diikuti oleh daerah lain, kemungkinan akan terjadi penutupan akses masuk dan keluar wilayah.
"Dilihat dari kebijakan daerah lain juga, itu baru akan mempengaruhi kinerja penerbangan. Jika tidak diikuti daerah lain paling pengetatan protokol. Kita tetap menanti rinciannya (aturan)," kata Edward.
Dia mengaku belum mendapat informasi terkait adanya penutupan penerbangan imbas dari pengetatan PSBB yang akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Jika permintaan mengalami penurunan, menurut dia, maka maskapai akan melakukan pengurangan rute yang terdampak.
Edward pun berharap pengetatan PSBB di Jakarta tak akan mempengaruhi penerbangan ke daerah lain.
"Sampai saat ini belum mendapat informasi, tapi kami menganalisis dari PSBB yang awal dulu. Jadi yang kita lihat kebijakan-kebijakan antardaerahnya akan saling mempengaruhi enggak, itu kan faktor orang akan melakukan perjalanan atau mengurungkan niatnya. Ya mudah-mudahan enggak ada (dampaknya). Hanya saja mungkin pengetatan protokol-protokol kesehatan yang dijalankan," katanya.
Dampak Covid-19 ke Industri Penerbangan
Terkait dampak Covid-19 kepada industri penerbangan dan pariwisata, Edward menilai beban tersebut harus dipikul bersama, bukan hanya maskapai penerbangan, melainkan juga pemerintah dan masyarakat
"Kami berharap semua pemangku kepentingan ikut menjaga, kita jaga termasuk dunia penerbangan nasional. Saya takut hubungan antarwilayah terganggu jika penerbangan kembali diputus akibat Pandemi Covid-19," katanya.
Dia menjelaskan, perjalanan bisnis masih mendominasi penumpang pesawat selama masa pandemi dibandingkan dengan perjalanan wisata dan kunjungan keluarga.
Pergerakan masyarakat untuk perjalanan bisnis mencapai 60 persen, kunjungan wisata 20 persen, dan 20 persen adalah perjalanan untuk kunjungan keluarga.
Menurut Edward, moda transportasi pesawat lebih aman dibandingkan dengan moda lainnya, karena di dalam pesawat terdapat teknologi yang memungkinkan adanya sirkulasi udara.
'Untuk Lion Air sendiri, load factor atau tingkat keterisian penumpang pesawat rata-rata masih berada di bawah 70 persen dari total semua penerbangan yang dilakukan perusahaan," kata Edward.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satgas menyebut, saat ini Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge terus melakukan negosiasi dengan Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaTNI masih terus berupaya membebaskan Philips dengan mengendepankan upaya negosiasi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, bendungan dan Instalasi Pengolahan Air itu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam insiden tersebut seorang penumpang mengalami luka ringan akibat terkena serpihan kabin.
Baca SelengkapnyaMayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone.
Baca SelengkapnyaKronologi Dua Pegawai Lion Air Selundupkan Narkoba dari Medan ke Jakarta
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaDalam sepekan 3 pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan penerbangan ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ke depannya, BBN Airlines Indonesia dapat terus menambah jumlah armada dan memenuhi permintaan penerbangan domestik & internasional.
Baca Selengkapnya