Bos Bulog: RI Sulit Ekspor Beras Sebab Harganya Terlalu Mahal
Merdeka.com - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengungkapkan Indonesia masih sulit mengekspor beras ke luar negeri karena cost produksi (ongkos produksi) beras Indonesia yang terbilang mahal. Sebab, Indonesia masih menggunakan cara konvensional dalam mengelola beras.
"Yang butuh beras kita itu banyak, tapi sayang harganya tidak masuk," tuturnya di Jakarta, Selasa (2/7).
Dia menjelaskan, karena beras Indonesia yang terlalu mahal, beras dalam negeri kalah diminati dibandingkan dengan negeri-negeri tetangga. "Beras kita terlalu mahal, bahkan seburuk-buruknya gabah kita itu masih lebih mahal dibandingkan gabah luar negeri. Cost produksi kita terlalu mahal," imbuhnya.
Kendati begitu, pihaknya menekankan bahwa masalah tersebut sebenarnya bukan jadi alasan kuat Indonesia lantas berhak melakukan impor beras dari luar negeri.
"Karena beras kita itu masih banyak cara-cara konvensional, pakai tenaga manusia. Thailand, Vietnam sudah mekanisasi, makanya kita tak kompetitif dalam bidang harga," paparnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaBeras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaBadan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut bahwa harga beras di pasaran mulai turun.
Baca SelengkapnyaPerum Bulog menjalin kerjasama kemitraan strategis bersama Pelindo.
Baca Selengkapnya