Bos BI: Rupiah Stabil Cenderung Menguat Meski Masih Terjadi Ketidakpastian Global
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mencatat bahwa pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak stabil dalam beberapa hari terakhir ini.
Menurutnya, Rupiah bahkan cenderung menguat meski kondisi ekonomi global masih penuh ketidakpastian.
"Alhamdulillah nilai tukar dari kemarin bergerak stabil, bahkan ada kecenderungan menguat. Meskipun dari sisi globalnya terjadi ketidakpastian karena adanya pengumuman FFR," kata Perry di Kompleks Gedung BI, Jumat (21/12).
Menurutnya, beberapa faktor pendorong Rupiah tetap stabil dan menguat di antaranya adalah bekerjanya mekanisme pasar.
"Itu karena semakin bekerjanya mekanisme pasar, supply demand di pasar berkembang sangat baik, tidak hanya di spot, swap, tapi juga di domestik, NDF yang semakin berkembang," ujarnya.
Kemudian, kondisi tersebut memberikan alternatif bagi korporasi maupun investor dalam memenuhi valuta asingnya. "Sehingga memperkuat mekanisme pasar dan juga memberikan confident kepada pasar," dia menambahkan.
Selain itu, dia mengungkapkan confident pasar, termasuk investor luar negeri terhadap kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh BI, pemerintah, maupun otoritas terkait dan prospek ekonomi Indonesia dinilai cukup baik. "Oleh karena itu di pagi pasca pengumuman memang sempat ada tekanan, tapi hanya bergerak sebentar, tapi siang mulai stabil dan bahkan cenderung menguat dan hari ini jg kecenderungannya menguat," ujarnya.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan hari ini, Jumat (21/12). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 14.500 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.472 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah kemudian bergerak menguat usai pembukaan. Tercatat, Rupiah sempat sentuh Rp 14.464, namun kembali melemah dan saat ini nilai tukar berada di Rp 14.478 per USD.
"Kami masih melihat bahwa nilai tukar sekarang ini masih undervalued dan ke depannya faktor-faktor positif itu akan membawa Rupiah lebih stabil dan cenderung menguat," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnya