Bos BI: Dana asing kembali masuk Indonesia sejak kenaikan suka bunga acuan
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut bahwa dana asing sudah mulai masuk kembali ke Indonesia usai kenaikan BI 7-Days Reverse Repo Rate ke level 4,75 persen. Aliran asing tersebut masuk dalam bentuk surat utang atau obligasi.
"Investor asing terus tumbuh dan semakin kuat terhadap Indonesia. Aliran modal asing yang masuk baik dalam bentuk obligasi pemerintah maupun korporasi," kata Perry di Gedung BI, Jumat (7/6).
Dia mengungkapkan, sejak tanggal 24 Mei hingga dua hari lalu, dana asing yang masuk tercatat sudah mencapai Rp 13 triliun.
"Minggu ini total hampir Rp 13 triliun jadi confidence makin tumbuh di tengah risiko pasar keuangan global terus cukup tinggi," ujarnya.
Oleh sebah itu, dia optimis nilai tukar mata uang Garuda akan kembali menguat. "Kami pastikan BI terus melakukan langkah untuk memastikan nilai tukar Rupiah itu stabil."
Selain itu, Perry juga mengungkapkan bahwa geliat ekonomi Indonesia semakin membaik terlihat dari hasil survei penjualan eceran dari BI mengidentifikasikan pertumbuhan penjualan eceran yang lebih tinggi yaitu pada april tumbuh 4,1 persen secara tahunan (yoy).
"Kalau Maret hanya 2,5 persen sedangkan andil 4,1 persen itu menunjukkan aktivitas ekonomi. Jadi Maret 2,5 persen dan April 4,1 persen."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaThe Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnya