Bos AP II: Garuda jadikan Angkasa Pura II kambing hitam
Merdeka.com - Direktur Utama Angkasa Pura II Tri Sunoko terus menanggapi pernyataan Garuda Indonesia yang menyatakan penerbangan 777-300ER Jakarta-London tertunda karena kondisi landasan Bandara Soekarno-Hatta.
Menurut Tri, jika Garuda ingin mengoperasikan pesawat tersebut, landasan Bandara Kuala Namu di Medan bisa menampung pesawat raksasa tersebut dalam kondisi full loaded.
Untuk penerbangan langsung Jakarta-London, Garuda meminta landasan bandara berkemampuan 130 R/D/W/T. Saat ini bandara Soekarno Hatta baru mampu menampung 120 R/D/W/T, sedangkan Kuala Namu sudah mampu hingga 140 R/D/W/T.
"Dituntut Garuda sampai 130 R/D/W/T. Dari segi bisnis dia terlalu optimis setiap penerbangan terisi 100 persen. Kuala Namu saat ini sudah mampu 140 R/D/W/T. A 380 juga sudah bisa," ucap Tri di Jakarta, Jumat (2/8).
Menurut Tri, permintaan Garuda terlalu berlebihan. Apalagi Garuda dinilai terlalu optimis penerbangannya rute Jakarta-London bakal selalu penuh. Pada kenyataannya, biasanya penerbangan hanya terisi 70-80 persen.
"Itu rata-rata load factor. Tapi sekarang kemampuan bandara kita 95 persen landasan (daya tahan landasan). Apakah bisa mencapai 100 persen terus. Bisa nggak atau optimis nggak? Kalau 90 persen bisa itu sudah bagus," katanya.
Dia menuturkan, Garuda hanya mencari-cari alasan untuk penundaan penerbangannya dan menyudutkan AP II sebagai kambing hitam. Garuda juga tidak pernah berkoordinasi dengan AP II terkait pembelian pesawat dan pembukaan rute ini.
"Rencana bagus tapi jangan langsung mendiskriditkan, itu nggak bisa. Rencana penerbangan itu aspeknya landasan, navigasi, cuaca, geometri bandara, kesiapan bandara dan kesiapan airlines. Itu harus koordinasi," katanya.
Tri juga tidak memungkiri keadaan landasan Bandara Soekarno Hatta saat ini. Namun untuk memperbaiki dan mengupgrade bandara tidaklah mudah dan membutuhkan waktu cukup lama.
"Enggak bisa cepat karena beberapa aspek. Itu terutama masalah safety yang harus dipenuhi. Kita melakukan penyehatan, kita lakukan 6 bulan sampai 1 tahun kalau kita. Kalau tutup landasan nggak mungkin. Saat ini Bandara Soekarno Hatta semua over capacity yang harus saya perbaiki. Ini harus secara bertahap saat penerbangan kosong atau landing lagi rendah. Kalau ditutup bisa saja tapi itu bisa mengguncang perekonomian nasional. Kalau saya tutup itu lebih parah lagi," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaKonon dulu pesawat bisa bersembunyi di Terbang Gorda, walau tak memiliki bangunan permanen. Begini kisahnya
Baca SelengkapnyaPotret langit ibu kota yang terlihat abu-abu karena dipenuhi polusi udara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seperti diketahui, erupsi Gunung Ruang yang terjadi sejak Rabu (17/3) tengah malam membuat Bandara Sam Ratulangi di Manado harus ditutup sementara.
Baca SelengkapnyaPihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.
Baca SelengkapnyaPesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaSebuah peristiwa pembajakan pesawat maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 206 ini menjadi momen bersejarah bagi Kopassus.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ke depannya, BBN Airlines Indonesia dapat terus menambah jumlah armada dan memenuhi permintaan penerbangan domestik & internasional.
Baca SelengkapnyaMode transportasi udara dengan pesawat terbang juga bisa menjadi pilihan berkunjung ke kota kembang.
Baca Selengkapnya