BKPM Kewalahan Hitung Derasnya Investasi Asing Untuk Unicorn
Merdeka.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengatakan partisipasi asing dalam perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi di atas USD 1 miliar atau unicorn cukup besar. Namun dia menegaskan partisipasi modal domestik juga tak kalah besarnya.
"Memang partisipasi sektor asing itu besar. Tapi saya bisa membenarkan partisipasi modal domestik juga sangat besar. Jadi perkiraan saya, ya imbang," kata Thomas dalam sebuah acara diskusi di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Selasa (26/2).
Dia mengungkapkan besarnya arus modal asing ke unicorn sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu. Akan tetapi hingga saat ini dia menyatakan BKPM belum memperoleh angka pasti besaran investasi asing di unicorn.
"Tiba-tiba muncul banyak soal fund rising ini itu. Kalau dijumlah gede juga. Tapi kok di BKPM tidak ada datanya. Karena munculnya anak muda semua yang kebanyakan pada tidak sadar ada prosedur pendaftaran di BKPM," ujarnya.
Selain itu, pertumbuhan unicorn dinilai sangat pesat sekali sehingga sulit untuk melacak total investasinya.
"Pertumbuhan baik arus modal maupun unicorn itu tumbuh cepat. Jujur, kewalahan kita tracking ya. Tiga tahun ini saya kumpulkan data itu. Terus terang masih berlanjut. Karena luas dan dinamis. Kami kewalahan memang. Struktur financial juga ruwet. Misalnya, memisahkan kendali usaha dari modal yang disetor memakai struktur keuangan yang kompleks," ujarnya.
Namun jika dilihat dari total Foreign direct investment ( FDI) atau investasi asing diperkirakan investasi untuk unicorn adalah 15 hingga 20 persen.
"Pada dasarnya yang namanya FDI itu kisarannya 9-12 miliar dolar per tahun. Perkiraan kami policy yang masuk ke e-commerce 15-20 persen. Ya 2-2,5 miliar dolar yang masuk per tahun," tutupnya.
Oleh sebab itu menurutnya masifnya aliran modal asing tidak akan membuat dana unicorn kabur ke luar negeri. Sebab menurutnya para investor asing tidak akan mengambil alih kekuasaan pada perusahaan yang dia tanami modal.
Seperti diketahui Indonesia saat ini memiliki 4 unicorn yaitu Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia. "Di dalam investasi ventura ada perbedaan besar soal jumlah modal dan kendali atas usaha. Justru investor seperti saya dulu, tidak mau pegang kendali atas yang kita modali. kita mau jadi invesor pasif," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Bahlil: Ada Investor Asing Masuk IKN Bawa Uang Rp50 Triliun
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca Selengkapnya26 UMKM Binaan BUMN Semen Pamer Produk di Perayaan Natal BUMN, Ini Daftarnya
Erick Thohir menyebut, pelaku UMKM di Indonesia sangat membutuhkan pendampingan untuk mengembangkan usahanya.
Baca SelengkapnyaDorong Pelaku UMKM Tembus Pasar Internasional, Perbankan Ciptakan Wadah untuk Menetaskan Bisnis Potensial
Pelaku UMKM diharapkan bukan saja maju di bidang bisnis, tapi dapat berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Waspada, Iming-iming Pinjol Ilegal Jelang Lebaran
Potensi perputaran uang saat Lebaran 2024 diprediksi mencapai Rp153,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaBerkat Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Sukses Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan
Melalui modal sosial yang diberikan oleh PNM Mekaar, Dewi saat ini telah bisa meluaskan pasar.
Baca SelengkapnyaKisah Nasabah PNM Mekaar, Ambil Kredit Rp5 Juta Kini Bisa Ekspor Produk Hingga ke Malaysia dan Brunei Darussalam
Jokowi menegaskan, pembukaan akses tersebut yang perlu didorong pada UMKM. Sehingga menciptakan peluang-peluang pasar baru bagi produknya.
Baca SelengkapnyaDukung Kesetaraan, BCA Salurkan UMKM Entrepreneur Perempuan Rp14,8 Triliun Sepanjang 2023
Persentase pekerja perempuan di BCA juga mencapai 60,8 persen dari total pekerja dan menduduki 61,1 persen dari total manajer di perusahaan.
Baca SelengkapnyaCerita Tom Lembong Disemprot Jokowi saat Rapat Kabinet: Peringkat Investasi Naik Malah Dimarahi sama Presiden
Tom Lembong pernah dipilih oleh Presiden Jokowi untuk menjabat Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2015 - 2016.
Baca Selengkapnya