Bikin kereta cepat Halim-Soekarno-Hatta butuh dana Rp 20 Triliun

Merdeka.com - Kementerian Perhubungan sampai sekarang masih menghelat prakualifikasi lelang pengerjaan kereta cepat menuju bandar udara di Jabodetabek. Proses tender lebih lama dari perkiraan karena ada perubahan konsep.

Kereta express itu tadinya hanya dari Dukuh Atas, Jakarta Pusat, ke Bandara Soekarno-Hatta. Namun kini konsepnya dipanjangkan, menjadi Halim Perdanakusuma menuju Cengkareng.

Alhasil, pemerintah sedang memikirkan konsep intermoda di Dukuh Atas. Sebab, rute Halim-Soekarno-Hatta akan melintasi jalur moda transportasi lain di ibu kota.

"Memang ada perubahan karena kita tarik sampai Halim. Nanti Halim dengan Soetta akan tersambung. Kemarin dikoordinasikan adalah bagaimana bentuk stasiun Dukuh Atas," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Jakarta, Selasa (21/1).

Dari desain sementara, Dukuh Atas akan menjadi titik pertemuan banyak moda transportasi berkat jalur kereta bandara. Selain kereta cepat bandara, kawasan itu akan jadi titik utama transit penumpang kereta commuter, MRT, Bus Transjakarta, sampai monorel.

Dari hitungan awal biaya membuat jalur kereta cepat ini, di luar pembangunan Dukuh Atas, mencapai Rp 20 triliun. Hitungan ini masih bisa diperbarui, sesuai kajian PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang diminta Kemenhub menilai proyek tersebut.

Lelang kereta bandara akan digelar pada April mendatang. Studi kelaikan sudah rampung akhir tahun lalu. Rute kereta cepat ini rencananya meliputi Halim, Cawang, Manggarai, Tanah Abang, Pluit, sampai Terminal 3, Cengkareng.

Bambang mengaku peminat kereta cepat ini cukup banyak. Sambil menunggu kajian SMI, dia menuturkan proyek ini masih mungkin mendapat penjaminan pemerintah.

"Peminat banyak. Tapi kan lihat prakualifikasi siapa yang benar-benar berminat dan masukkan penawaran. Prosesnya nanti dibantu SMI untuk lihat kemungkinan pendanaan, apakah komposisi saham perlu penjaminan atau tidak," urainya.