Bank Indonesia Habiskan USD 7 Miliar untuk Stabilkan Nilai Tukar Rupiah
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengakui adanya penurunan cadangan devisa pada akhir Maret menjadi USD 121 miliar. Cadangan devisa ini turun dari sebelumnya di USD 130,4 miliar pada akhir Februari.
"Sekitar USD 2 miliar itu memang di bulan lalu ada utang pemerintah yang jatuh tempo sehingga kami bayar. sekitar USD 7 miliar itu kami gunakan untuk melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah, khususnya pada minggu kedua dan ketiga, di mana pada waktu itu terjadi kepanikan global, yang kemudian mendorong para investor global melepas sahamnya, melepas obligasinya," ujarnya di Jakarta.
Perry menyebut, penggunaan cadangan devisa merupakan peran dari bank sentral yang berkomitmen berada di pasar, menstabilkan nilai tukar Rupiah. Sebab, stabilitas nilai tukar salah satu pilar penting dari stabilitas ekonomi.
Kendati demikian, BI memastikan bahwa dengan sisa devisa tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan impor hingga stabilisasi nilai tukar Rupiah.
"Kami pastikan bahwa tingkat kecukupan cadangan devisa kita USD 121 miliar ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri kurang lebih sekitar 7 bulan impor dan juga lebih dari cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah," jelas Perry.
Posisi Cadangan Devisa
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat adanya penurunan cadangan devisa negara akibat wabah virus corona. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2020 sebesar USD 121,0 miliar.
"Lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2020 sebesar USD 130,4 miliar," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Wijanarko dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Selasa (7/4).
Penurunan cadangan devisa di Maret 2020 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah kondisi 'extraordinary'. Sebab, terjadi kepanikan di pasar keuangan global dipicu pandemi Covid-19 secara cepat dan meluas ke seluruh dunia.
Kepanikan pasar keuangan global dimaksud telah mendorong aliran modal keluar Indonesia. Kemudian juga mengakibatkan peningkatan tekanan Rupiah khususnya pada minggu kedua dan ketiga bulan Maret 2020.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca Selengkapnya