Bank Dunia sebut Indonesia aman dari dampak perang dagang AS-China, ini sebabnya
Merdeka.com - Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timur Leste, Rodrigo Chaves, mengatakan terlalu dini menyimpulkan perang dagang antara China dan Amerika Serikat akan membawa dampak negatif bagi Indonesia. Menurutnya, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia, sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagian besar didukung oleh faktor dalam negeri.
"Terlalu cepat menyimpulkan terkait perang dagang ini. Tapi resikonya tetap akan prevailing. Merupakan hal yang penting menjaga hal ini dalam konteksnya masing masing. Dalam beberapa kasus, tidak akan signifikan mengingat Indonesia digerakkan ekonomi dalam negeri," ujar Rodrigo di Gedung Energy Building, Jakarta, Selasa (27/3).
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara, mengatakan pemerintah akan terus memperhatikan dampak perang dagang antara China dan Amerika. Hal ini perlu dilakukan mengingat keduanya merupakan mitra dagang Indonesia.
"Kita sangat memperhatikan apa yang terjadi di pasar internasional, pasar keuangan, potensi perang dagang ini. Jadi bagaimana kebijakan Amerika, apa yang akan dilakukan pada China, kemudian China memberikan respon seperti apa dan respon itu memiliki impact apa pada Indonesia," jelasnya.
Suahasil menambahkan, ke depan pemerintah akan berupaya tetap menjaga ekonomi Indonesia terutama ekspor tetap tumbuh. Pemerintah juga akan mengupayakan kondisi Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) tetap kredibel dengan menjaga komponen ekonomi makro berada pada target yang ditetapkan.
"Kita akan terus jaga ekspor kita juga impor kita dari negara lain. Tapi kita perhatikan saja ke depan seperti apa. Kita juga pastikan kondisi APBN kita kredibel dan kondisi makro kita harus sestabil mungkin tetap kita ingin meningkatkan pertumbuhan kemudian menekan infaksi kita dan menjaga stabilitas dari kurs, sambil meningkatkan investasi dan mendukung ekspor," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaPerry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKemhan menyebut Menhan ke China untuk mempererat hubungan kerja sama Indonesia dan China utamanya di bidang pertahanan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca Selengkapnya