Arcandra tawarkan investasi skema gross split ke Norwegia
Merdeka.com - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menawarkan kepastian bagi hasil minyak dan gas bumi (migas) dengan skema gross split. Hal ini menandai semakin menguatnya hubungan di sektor energi antara Indonesia dan Norwegia, melalui kerja sama antara Kementerian ESDM dan Kedutaan Besar Norwegia.
"Kami saat ini bekerja keras untuk menarik lebih banyak investor untuk bekerja sama dengan kami untuk mengeksplorasi, meningkatkan produksi, serta mengembangkan infrastruktur energi. Kita perlu menjamin bahwa di masa depan, masih akan memiliki kesempatan untuk menikmati apa yang kita miliki saat ini atau bahkan lebih baik," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (12/4).
Dia menambahkan, Indonesia saat ini berada dalam pertumbuhan ekonomi yang cepat, pergeseran paradigma dari energi sebagai komoditas menjadi energi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, harus diikuti oleh reformasi di industri minyak dan gas bumi (migas).
Untuk itu, Kementerian ESDM telah menyederhanakan peraturan migas dari 104 menjadi 6. Di sisi hulu, telah merevisi skema bagi hasil migas dari Cost Recovery menjadi skema Gross Split, guna menawarkan kepastian bisnis kepada investor karena parameter dalam split lebih transparan dan terukur.
Parameter ini didasarkan pada karakteristik lapangan dan kompleksitas dalam pengembangan dan produksi migas. Skema Gross Split didasarkan pada 13 komponen termasuk 10 komponen variabel dan 3 komponen progresif. Di antara komponen-komponen ini adalah lokasi lapangan, baik darat atau lepas pantai, kedalaman, serta infrastruktur yang ada.
"Pada tahun 2014 dan 2015, tidak satu pun wilayah kerja yang ditawarkan diambil. Pada 2017, 5 dari 10 10 wilayah kerja diambil. Minggu lalu, telah ditandatangani implementasi skema Gross Split dalam penandatanganan kontrak wilayah kerja Andaman I dan Andaman II sebagai wilayah kerja lepas pantai," imbuhnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Subholding gas juga memulai berpartisipasi dalam hilirisasi produk gas bumi di petrokimia, biometana, dan dekarbonisasi.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaPGN terbuka dan mendorong bagi semua sektor usaha untuk menggunakan gas bumi agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata bersama.
Baca SelengkapnyaNegara Afrika dan Amerika Latin dipilih menjadi alternatif karena rute pengiriman tidak melintasi Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaDua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaPenghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Baca Selengkapnya