Arcandra: Tambang timah di laut wajib gunakan teknologi ramah lingkungan
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK akan memperketat penambangan timah di laut, dengan mengharuskan menggunakan metode yang ramah lingkungan. Hal ini bertujuan untuk melindungi ekosistem laut.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan bahwa ESDM dan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) telah bersinergi dalam menjaga ekosistem laut.
"Sama Bu Susi, tentang penambangan di laut. Jadi kemarin ini sinergi kita dengan KKP bahwa, tambang dari 0 - 2 mile bisa engga kita pakai teknologi ramah lingkungan," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/10).
Menurut Arcandra, sebelum penggunaan teknologi ramah lingkungan diterapkan, instansinya turun langsung ke lapangan guna memastikan kesiapan perusahaan tambang. Namun, teknologi tambang timah ramah lingkungan baru ada untuk penambangan di darat.
"Nah dalam rangka untuk melihat teknologi ramah lingkungan, kita check ke lapangan dan yang dikembangkan PT Timah itu teknologi ramah lingkungan. Tapi baru di darat, nanti di laut seperti apa nanti kita lihat," jelasnya.
Dia mencontohkan teknologi penambangan ramah lingkungan yang dimaksud tidak menggali banyak tanah, tetapi membor seperti yang diterapkan dalam pencarian minyak dan gas bumi (migas).
"Sekarang kan masih dilakukan PT Timah untuk melihat teknologi yang sekarang di darat sudah ada, hanya lewat bor oil and gas kecil saja," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KKP Bakal Tertibkan Bagan Tancap di Perairan Dadap Agar Tak Ganggu Ekosistem Laut
Bagan tancap adalah alat tangkap menetap sehingga mengganggu alur pelayaran
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaAnies Bakal Hentikan Ekspor Pasir Laut
Kebijakan untuk pengelolaan kelautan juga perlu keterhubungan antar pulau pelabuhan dengan infrastruktur darat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief Ciptakan Serbuk Organik Pembersih Laut
Mayjen Kunto mengingatkan, jika laut dibiarkan tercemar dan ekosistemnya rusak, maka potensi yang terkandung di dalamnya terganggu.
Baca SelengkapnyaAirlangga Tegaskan Komitmen Golkar Lanjutkan Program Jokowi, Termasuk Proyek Tanggul Raksasa
Partai Golkar menegaskan komitmennya melanjutkan kinerja dan program pemerintah Joko Widodo, termasuk merealisasikan proyek Tanggul Laut Raksasa di Pantura.
Baca SelengkapnyaIzin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara
Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaDorong Pemberdayaan Masyarakat, BUMI Resources Ambil Langkah Begini
Kepercayaan mengelola sumber daya alam seperti batu bara, harus disertai dengan langkah-langkah pelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaTim Pencari Harta Karun Berburu Bangkai Kapal yang Tenggelam 400 Tahun Lalu, Diduga Mengangkut Emas Senilai Rp78 Miliar
Ekspedisi pencarian bangkai kapal ini telah berlangsung bertahun-tahun, namun hasilnya nihil.
Baca Selengkapnya