Akibat Pandemi Corona, PLN Alami Penurunan Penjualan Listrik Minus 10 Persen
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami penurunan penjualan listrik selama pandemi Virus Corona. Penurunan penjualan tersebut paling drastis terjadi pada dua hingga tiga bulan sejak awal Virus Corona diumumkan oleh pemerintah.
Direktur Capital dan Management PT PLN (Persero), Syofvi Felienty Roekman mencatat, penurunan penjualan listrik turun signifikan sampai minus 10 persen. Hal tersebut baru pertama kali terjadi sejak dirinya bekerja di perusahaan pelat merah tersebut.
"Dua sampai tiga bulan pertama, demand kami turun cukup signifikan sampai minus 10 persen. Ini tidak pernah kami alami. Saya sudah 27 tahun di PLN pertumbuhan negatif sampai minus 10 persen baru kami rasakan kemarin," ujarnya dalam diskusi online, Jakarta, Kamis (24/9).
Penurunan penjualan secara signifikan tersebut terjadi karena banyaknya upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memutus penyebaran virus. Beberapa tempat umum terpaksa menghentikan aktivitas yang kemudian berdampak pada konsumsi listrik.
Syofvi melanjutkan, anjloknya penjualan listrik tersebut kemudian berdampak pada kondisi keuangan PLN. Namun kini, dalam beberapa bulan terakhir penjualan sudah mulai membaik, meski masih tercatat mengalami pertumbuhan negatif 2 persen.
"Ekspektasi dengan segala upaya di akhir tahun ini. Tapi posisi sampai saat ini kurang lebih minus 2 persen," jelasnya.
Dia memprediksi, penjualan listrik PLN hanya akan tumbuh minus 0,5 persen hingga akhir tahun. Dalam prediksi optimis, penjualan diprediksi bisa tumbuh mencapai positif 0,5 persen.
"Kami proyeksikan akhir tahun negatif kecil sekali minus 0,5 persen. Tapi kami upaya tetap positif, punya skenario optimistis dan pesimistis di kisaran minus 0,5 persen sampai 0,5 persen plus (positif). Jadi kami tetep berupaya dan ikhtiar agar terjadi pertumbuhan positif 0,5 persen," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN mengonfirmasi bahwa kondisi pasokan listrik hari ini di Tarakan memang defisit lantaran beban puncak berada di atas daya pasok.
Baca SelengkapnyaPLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca SelengkapnyaKenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejak tahun 2019, Kinerja PTPN Group termasuk Regional 1 PTPN I (Eks PTPN II) menunjukan peningkatan.
Baca SelengkapnyaUntuk mengakselerasi pertumbuhan SPKLU, PLN membuka kolaborasi dengan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaPLN menggelar promo tambah daya listrik lewat program Semarak Awal Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia terus bertumbuh, sejak insentif PPN dari pemerintah bagi BEV yang dirakit lokal.
Baca SelengkapnyaDua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah ditetapkan menjadi pemasok energi tetap oleh Badan Otorita IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaPemerintah waspadai dampak el nino pengaruhi suplai listrik di Indonesia.
Baca Selengkapnya