Ajay Banga Ungkap Tantangan Pimpin Bank Dunia: Masalah Sekarang Tak Hanya soal Kemiskinan Semata
"Saya sudah berada 90 hari di Bank Dunia, setiap hari belajar banyak pengetahuan," kata Ajay Banga.
"Saya sudah berada 90 hari di Bank Dunia, setiap hari belajar banyak pengetahuan," kata Ajay Banga.
Ajay Banga mengungkap tantangan yang dihadapinya selama tiga bulan menjabat sebagai Presiden Bank Dunia (World Bank). Ajay menyebut kondisi ekonomi yang dihadapi dunia saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, persoalan ekonomi dunia tidak hanya sebatas pada kemiskinan dan kesenjangan ekonomi semata. Namun, perekonomian dunia saat ini dihadapkan pada persoalan yang jauh lebih kompleks akibat dampak perubahan iklim.
"Saya sudah berada 90 hari di Bank Dunia, setiap hari belajar banyak pengetahuan. Tantangan berubah dari dulu. Saat ini persoalan dunia berupa pandemi, perubahan iklim, ketahanan pangan," ujarnya dalam acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9).
Ironisnya, kata Ajay, persoalan akibat perubahan iklim tersebut ditemui di banyak negara. Tentunya situasi ini akan mengancam kelangsungan ekonomi global.
"Dan ini di temui berbagai pemerintah setiap hari akibat perubahan iklim," tegas Ajay.
Oleh karena itu, Ajay menyarankan pemerintah untuk tidak bergerak sendiri dalam mengatasi perubahan iklim.
Dia menyebut, kemitraan bersama lintas negara justru penting untuk meningkatkan efektivitas dalam mengatasi dampak buruk perubahan iklim.
"Kemitraan penting, bukan hanya pemerintah. Ini ada kemitraan dengan organisasi LSM dan lainnya. Dan kita akan berkejanya sama dalam menghadapi ini," kata Ajay.
Sebelumnya, berbagai lembaga keuangan global kompak mengalokasikan anggaran khusus untuk negara-negara yang mengalami terancam permasalahan krisis pangan akibat perubahan iklim. Mulai dari Grup Bank Dunia (World Bank Groups/WBG) dan platform global yang menyiapkan anggaran USD 30 miliar atau setara Rp463,09 triliun.
"(Untuk) merespon keamanan pangan USD 30 miliar dari World Bank Groups (WBG)," dikutip dari Rangkuman Hasil Pertemuan Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (18/10).
Kemudian lembaga platform global mengalokasikan anggaran USD 6 miliar atau setara Rp92,66 triliun. Dana tersebut akan disalurkan dalam bentuk investasi ke sektor swasta.
Bank Pembangunan Asia (ADB) mengalokasikan dana senilai USD 10 miliar, setara Rp154,49 triliun. Dana tersebut akan digunakan dalam Program Respn Keamanan Pangan melalui Bank Pembangunan Islam.
Beberapa lembaga tersebut menyatakan dukungan mereka kepada negara-negara yang membutuhkan tambahan utang dalam menghadapi krisis pangan global. Bahkan, jika diperlukan Negara G20 akan memberikan relaksasi utang.
Negara kecil yang dikepung daratan ini memang memiliki kondisi perekonomian yang sangat buruk.
Baca SelengkapnyaBaik Anies maupun Cak Imin masih sama-sama bungkam soal ketua tim pemenangan mereka nanti.
Baca SelengkapnyaKepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Kelapa Gading Barat itu belum dicopot dari jabatannya karena masih dalam pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca SelengkapnyaIni menjadi salah satu poin yang dia sampaikan saat bertemu delegasi Asia Tenggara dalam KTT ASEAN di Jakarta.
Baca SelengkapnyaASN di Garut yang memiliki pinjaman di bank berada di angka 80 persen untuk yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dan 70 persen PPPK.
Baca SelengkapnyaMemajukan perekonomian adalah salah satu syarat yang utama untuk harus dimiliki dan bisa kita wujudkan cita-cita di masa depan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat ekonomi Jakarta naik dan angka kemiskinan di DKI Jakarta turun di era Pj Gubernur DKI Heru Budi.
Baca SelengkapnyaBank Jatim terus menunjukkan komitmennya untuk memajukan perekonomian daerah maupun nasional.
Baca Selengkapnya