Agus Marto pesimis rasio pajak capai 15 persen
Merdeka.com - Pemerintah merasa tidak mampu memenuhi kesepakatan tax ratio atau rasio pajak sebesar 14 hingga 15 persen pada tahun depan. Pasalnya, kondisi perekonomian dunia yang tengah menurun menjadi kendala peningkatan ini.
Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, mengatakan capaian realistis saat ini pemerintah hanya bisa mencapai rasio pajak di 12,2 hingga 12,7 persen.
"Kami tidak bisa sependapat karena tidak bisa dicapai," ujarnya saat rapat bersama komisi XI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/9).
Saat ini, lanjutnya, rasio pajak hanya ditunjukan kepada pemerintah pusat. Jika rasio pajak mengacu pada OECD maka tentunya angka 14-15 persen baru bisa dicapai.
"Kalau tax ratio diambil secara luas yakni termasuk pusat, daerah, dan SDA bisa," tuturnya.
Agus menambahkan rasio pajak saat ini dinilai mampu mendorong pertumbuhan perekonomian. Jika ingin menggenjot pertumbuhan maka konsekuensinya pengenaan pajak diminimalisir.
"Kebijakan kenaikan PTKP juga menjadi alasan penetapan tax ratio 12,7 persen. Karena kebijakan ini negara akan kehilangan penerimaan pajak Rp 24 hingga 30 triliun tahun depan," jelasnya.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaKubu mantan Wamenkum HAM Eddy Hiariej menuding Alexander Marwata menggiring opini dan menyebarkan hoaks terkait penetapan tersangka kasus suap dan gratifikasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Angka tersebut naik dari temuan awal tim penyidik KPK terkait TPPU tersangka Gazalba Saleh mencapai Rp9 miliar.
Baca SelengkapnyaPenyidik Satreskrim Polres Nduga menyerahkan anggota KKB Papua, ED alias Altau kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaPlt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menggelar konsolidasi bersama kader dan Caleg di Nabire Papua.
Baca SelengkapnyaPPATK menemukan transaksi mencurigakan untuk pembiayaan Pemilu 2024. Transaksi ini diduga mengalir ke sejumlah partai politik.
Baca SelengkapnyaJika tren angka 51,8 persen Prabowo-Gibran terus naik maka potensi satu putaran cenderung meningkat.
Baca SelengkapnyaMardiono menyebut, Indonesia memiliki tantangan besar sehingga dalam hal memilih pemimpin harus yang benar.
Baca Selengkapnya