5 Komoditas Ini Jadi Penyumbang Terbesar Ekspor di November 2021
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Indonesia pada bulan November 2021 naik 3,69 persen dibandingkan bulan Oktober. Tercatat nilai ekspor sepanjang bulan November sebesar USD 22,84 miliar atau setara Rp 327,14 triliun.
Ada 5 golongan barang yang menjadi penyumbang tertinggi terhadap ekspor November 2021 yang mencapai USD 22,84 miliar. Di antaranya, bahan bakar mineral, logam mulia dan perhiasan/permata, mesin dan perlengkapan elektrik, karet dan barang dari karet, dan alas kaki.
"Pertama itu adalah meningkatnya ekspor komoditas bahan bakar mineral yang meningkat USD 211,3 juta. Diikuti, logam mulia perhiasan permata bertambah senilai USD 196,2 juta, dan seterusnya yang menyebabkan ekspor kita meningkat dibanding Oktober 2021," kata Kepala BPS, Margo Yuwono, dalam konferensi pers BPS, Rabu (15/12).
Sedangkan untuk mesin dan perlengkapan elektrik nilai ekspornya mencapai USD 114,9 juta, karet dan barang dari karet sebesar USD 114,3 juta, dan alas kaki nilai ekpornya USD 110,4 juta.
Adapun terjadi peningkatan terbesar ekspor 5 ke negara tujuan, diantaranya ke Malaysia mengalami peningkatan ekspor sebesar USD 251,4 juta, ke Jepang USD 230,4 juta, Amerika Serikat USD 187,1 juta, dan Swiss USD 153,5 juta.
"Kalau kita perhatikan, ke Malaysia komoditasnya adalah bahan bakar mineral, Bijih logam perak," ujarnya.
Sebaliknya pada November ini juga terjadi penurunan ekspor kepada 5 negara terbesar yaitu ke China turun USD 515,1 juta, Taiwan USD 215,9 juta, Mesir USD 129,5 juta, Bangladesh USD 89,9 juta, dan Pakistan USD 77,1 juta.
"Ke China, penurunan ekspor yang paling besar komoditas besi dan baja, diikuti bahan bakar mineral," ujarnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaImpor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah ingin memastikan agar masyarakat tidak melakukan hal ini setibanya pulang dari luar negeri dengan barang impor.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaEkspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaPLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Baca Selengkapnya