Mengenal Kampung Para Raden di Cibinong, Begini Pekerjaannya

Merdeka.com - Di Jalan Kaum I, Keradenan, Bogor, Jawa Barat, hampir sebagian besar warganya bergelar Raden. Gelar tersebut didapat warga secara turun temurun sejak zaman kerajaan Muara Beres. Muara Beres merupakan kerajaan kecil di bawah naungan Pajajaran yang melintasi Depok, Bojonggede, Cibinong, Jawa Barat.
Dadang, tokoh masyarakat setempat menceritakan alasan warganya memiliki gelar Raden. Di mana tidak lain karena mewarisi peninggalan nenek moyang mereka yang umumnya keturunan pangeran di Kerajaan Muara Beres. Warisan tersebut terus bersambung hingga anak cucu saat ini.
Simak ulasan informasinya berikut ini.
Kesungguhan Menjaga Kelestarian
Menurut Dadang, warga Kaum, Keradenan sadar pentingnya kelestarian sejarah. Karena pada hakikatnya manusia tidak terlepas dari sejarah.
"Kita kan pasti punya nenek moyang, bahasanya mah karuhunan, orang tua yang kasih kita nama Raden ya harus kita turunin ke anak cucu kita," ucap Dadang kepada merdeka.com.
Dalam perbincangan kala itu, Dadang sempat menyinggung butuh kesungguhan dalam menjaga kelestarian sejarah. Khususnya gelar Raden agar terus menurun ke keturunan selanjutnya.
Selain itu para pendatang yang berdatangan bisa menjadi 'ancaman' tersendiri terhadap gelar Raden. Sebab, gelar akan terputus jika perempuan Raden Ayu menikah dengan laki-laki yang tidak memiliki gelar Raden.
Itu mengapa setiap perempuan di Kaum Keradenan dulunya harus menikah dengan laki-laki yang bergelar Raden.
Tetap Bersosialisasi dengan Non-Raden
Memiliki gelar Raden tidak membuat warga Kaum, Keradenan menjadi jumawa karena dianggap masih keturunan ningrat. Keistimewaan yang dimiliki warga Kaum juga tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bersosialisasi dengan warga lainnya yang non-Raden.
©2016 Merdeka.com
Hal ini bisa dirasakan setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, warga sekitar wilayah Kaum, Keradenan berbondong-bonding berkumpul di Masjid Al Atiqiyah, masjid peninggalan kerajaan Muara Beres yang juga diklaim warga sebagai masjid tertua di Bogor, Jawa Barat. Dikatakan Dadang, hampir seribuan masyarakat berkumpul di Masjid tersebut. Mereka akan duduk berdampingan tanpa melihat latar belakang sosial."(Gelar Raden) ini bukan untuk adu kekuatan siapa dari mana asalnya, kita hanya menjaga peninggalan nenek moyang kita terdahulu. Kita tidak mungkin bisa berdiri sendiri tanpa nenek moyang kita, apa yang diwariskan orang tua itu wajib kita lestarikan. Orang yang tidak menaruh Raden di namanya padahal dia keturunan yang memiliki trah Raden, itu sama saja tidak peduli dengan sejarah dan kebudayaan," selorohnya sambil tertawa ringan.
Merasa Miskin & Malu Bergelar Raden
Pesan Dadang mengenai gelar Raden sepertinya tidak cukup melekat pada M Sadeli, pria yang sehari-hari bekerja di sebuah bengkel, tidak jauh dari gang sempit Jalan Kamu I. Ketika berbincang dengan merdeka.com dia mengaku bergelar Raden sejak lahir. Akan tetapi kondisi ekonomi 'memaksanya' meninggalkan gelar itu."Ya malu aja kang, masa Raden gawe (kerja) begini. Raden mah biasanya kaya, tanah luas, makmur, tapi kalau di sini (Keradenan) biasa aja. Jadinya banyak yang malu punya nama Raden teh," ujar Sadeli.Padahal gelar Raden sudah dijelaskan oleh Dadang, bukan sebagai ajang unjuk gigi terhadap status sosial. Baginya menjaga peninggalan nenek moyang sangatlah penting demi kelestarian sejarah dan budaya itu sendiri.Gelar Raden di Keradenan memang masih banyak. Ratusan warga di RW 04 memiliki gelar Raden. Pegawai Kelurahan Keradenan, Taufik menyebut, dari 5 RT di RW 04, tiga RT di antaranya warga asli. Warga di tiga RT itu sebagian besar bergelar Raden."Di RW itu itu sebagian besar memang masih bergelar Raden. Turun temurun di dapat dari orang tua mereka. Kan katanya dulu di situ bekas kerajaan, dan warga asli di situ masih keturunan pendiri kerajaan," ujar Taufik.
Menikah Sesama Raden
Dadang bercerita, wanita bergelar Raden di wilayahnya dilarang untuk menikah dengan orang luar yang tidak bergelar Raden. Hal ini untuk mempertahankan trah Raden di Keradenan. Namun aturan ini tidak berlaku bagi kaum adam."Kalau anak perempuan juga bergelar Raden, tetapi kalau dia menikah dengan pria yang bukan Raden, maka trahnya terputus, sehingga anak mereka tidak boleh pakai gelar Raden. Tetapi kalau anak laki-laki, meskipun dia menikah dengan perempuan bukan Raden, anaknya tetap Raden," ujarnya.Namun aturan tidak tertulis itu kini sudah mulai luntur. Perkembangan zaman tidak lagi bisa dibatasi dengan aturan tersebut."Sekarang mah bebas saja. Dua mantu saya juga dari Jawa, bukan Raden. Gak papalah, yang penting jangan lupa saja sama silsilah. kan kita mah punya gelar Raden bukan karena merasa paling tinggi atau hebat, tetapi kita mah sekadar melestarikan tradisi peninggalan karuhun," imbuhnya.
(mdk/tan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Ceceran Bensin Ditemukan di TKP Anak Perwira TNI Tewas Terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma
Bensin itu ditemukan polisi usai menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kematian remaja CHR di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Baca Selengkapnya


Pura-pura jadi Pelayan, Intip Momen Haru Pemuda Beri Kejutan ke Ibu Usai Tak Bertemu 11 Tahun
Tak bertemu 11 tahun, dia nekat terbang ke Hongkong demi sang ibu.
Baca Selengkapnya


Kelakuan Parah Pria Main Tendang Kepala Bocah di Masjid, Bikin Emosi Harus Diusut!
Tengah berkumpul, bocah-bocah tersebut malah kena tendang dari seorang pria.
Baca Selengkapnya


Penampakan Kursi Interogasi 'Tiger Chair' China, Ampuh Bikin Terdakwa Mengakui Kesalahan Usai Duduk Berhari-hari
Bukan kursi biasa, kursi ini dipercaya ampuh membuat terdakwa akui kesalahannya. Berikut penampakannya.
Baca Selengkapnya


Tukang Jualan Minyak Urut Asal Bima Menyanyikan Lagu NOAH, Dedi Mulyadi Tersipu Langsung Kasih Uang Rp500 Ribu
Momen Dedi Mulyadi berikan uang Rp500 ribu pada penjual minyak urut asal Bima yang memiliki suara merdu.
Baca Selengkapnya

Viral Pesawat TNI AU Jatuh di Langit Jakarta, Begini Faktanya
Dalam video tersebut, pengunggah menarasikan jika ada pesawat jatuh di Jakarta.
Baca Selengkapnya

Viral Niat Beli Helm Bekas, Pemuda Ini Justru Temukan Helmnya yang Hilang Dicuri
Dia menunjukkan tanda pada helmnya yang hilang dicuri.
Baca Selengkapnya

Utamakan Salat Sebelum Nonton Bioskop, Aksi Segerombolan Anak Ini Curi Perhatian
Aksi polos anak-anak melaksanakan salat dinilai sangat mulia lantaran tak mengutamakan film bioskop.
Baca Selengkapnya

Viral Aksi Pemotor Hindari Tilang Polisi Malah Terjebak di Gang Buntu, Sudah Ngumpet tetap Ketahuan
Aksi pemotor saat kena razia polisi ini viral di media sosial. Pemotor tersebut malah main petak umpet.
Baca Selengkapnya

KPAI Minta Gedung SD di DKI Dievaluasi, Buntut Siswi Tewas Diduga Jatuh dari Lantai 4 Sekolah
"Supaya tidak terjadi kejadian serupa. Saya kira patut menjadi perhatian," kata Aris
Baca Selengkapnya

Diloloskan Jenderal Dudung Masuk Bintara Tanpa Tes, Ini Sosok Ravi Atqiyah yang Kuasai 4 Bahasa Asing
Sosok Ravi Atqiyah curi perhatian. Ia merupakan pemuda yang masuk bintara tanpa tes.
Baca Selengkapnya

Karmin adalah Bahan Pewarna dari Serangga, Ketahui Proses Pembuatannya
Pewarna karmin cukup banyak digunakan dalam makanan dan produk kecantikan.
Baca Selengkapnya