Makam Gatotkaca Ditemukan di Atas Jurang, Sosoknya Dikenal Sakti Mandraguna

Merdeka.com - Jalur Cangar merupakan jalan yang menghubungkan antara Mojokerto dan Kota batu. Jalur ini dikenal sepi dan cukup berbahaya karena sering memakan korban.

Tidak jauh dari jalan jalur ini, terdapat dua makam kuno yang memiliki bentuk panjang yang berada di atas jurang. Makam ini menurut kepercayaan masyarakat setempat adalah makam Gatotkaca.

Meskipun tidak diketahui secara pasti siapakah Gatotkaca yang dimakamkan di tempat tersebut. Simak ulasannya sebagai berikut.

Makam Gatotkaca

©2023 Merdeka.com/youtube.com/MajapahitStudyClub

Sebuah video yang diunggah channel Youtube Majapahit Study Club memperlihatkan sebuah makam berada di tepi jalan yang merupakan salah satu jalur terkenal di Jawa Timur.

Makam yang berbentuk cukup panjang itu diduga makam dari Raden Gatotkaca dan istrinya. Itulah yang disampaikan dan dipercayai oleh masyarakat setempat.

“Ini ada makam orang sakti. Masyarakat mengatakan ini makam Raden Gatotkaca dan istrinya,” ujar pria di dalam video tersebut.

Masih Diziarahi oleh Masyarakat Setempat

©2023 Merdeka.com/youtube.com/MajapahitStudyClub

Berada tepat di samping pohon besar itu berjejer dua buah makam panjang yang dipercaya sebagai makam tua dan orang sakti. 

Uniknya, makam tersebut sampai sekarang masih kerap dikunjungi oleh masyarakat setempat. Hal itu terlihat dari adanya sebuah dupa yang menancap di sebelah batu nisan makam tersebut.

“Di situ ada cungkup untuk menaungi para peziarah di makam ini. Jadi kondisi makamnya seperti ini, ya. Masih diziarahi oleh orang-orang karena dekat dengan jalan Cangar,” kata perekam video.

©2023 Merdeka.com/youtube.com/MajapahitStudyClub

Makamnya Penuh Anggrek

©2023 Merdeka.com/youtube.com/MajapahitStudyClub

Di sekitar lokasi makam yang masih penuh dengan semak-semak dan pepohonan rindang dan besar itu, juga terdapat puluhan atau bahkan ratusan tanaman anggrek.

Sebab, tempat tersebut berada di Tahura atau Taman Hutan Rakyat Raden suryo di lereng barat Gunung welirang. Oleh karena itu, hutan tersebut masih sangat asri dan jarang sekali terjamah oleh manusia.

“Ternyata di menempel-menempel di pohon ini aneka ragam anggrek. Bahkan batang-batang yang berjatuhan penuh dengan berbagai macam anggrek,” jelas pria tersebut.

©2023 Merdeka.com/youtube.com/MajapahitStudyClub