2 Sosok Panglima Perang Majapahit di Zaman Hayam Wuruk, 1 di Darat 1 di Laut
Merdeka.com - Nusantara pernah memiliki sebuah pertahanan militer yang kuat berupa Kerajaan Majapahit. Di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, Majapahit dikenal kuat dalam perang.
Raja Hayam Wuruk memegang peran dalam menentukan sosok yang tepat dalam mengatur pertahanan darat dan laut kala itu. Hayam Wuruk memilih dua pemimpin militer yang jenius yaitu Gajah Mada dan Mpu Lembu Nala.
Mengutip buku 'Kumpulan Cerita Majapahit' karya penulis Ayuhanafiq, RB.Abd. Gani, Evi Sudyar, terbitan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto 2020, kedua tokoh militer Majapahit tersebut dikenal kuat dalam menjaga pertahanan laut dan darat.
Siapakah dua sosok pemimpin militer Majapahit tersebut? Simak kisah lengkapnya berikut ini.
Era Kejayaan Majapahit Kepemimpinan Hayam Wuruk
Kepemimpinan Raja Hayam Wuruk menjadi salah satu masa puncak kejayaan Kerajaan Majapahit. Siklus perekonomian yang berjalan baik membuat Majapahit dikenal sebagai negara yang kuat dan diakui oleh kerajaan tetangga.
Majapahit juga memiliki hubungan dagang dengan berbagai negara seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. Pada saat itu teknologi transaksi dagang juga sudah diterapkan. Pada masa Majapahit telah menggunakan mata uang logam sebagai alat transaksi ekonomi.
Selain kekuatan ekonomi, Majapahit juga dikenal memiliki pertahanan militer yang sangat kuat dan sulit dikalahkan.
Hayam Wuruk mengandalkan dua angkatan militernya di darat dan laut kepada dua orang yang berbeda yaitu Gajah Mada (Darat) dan Mpu Lembu Nala (Laut).
Panglima Angkatan Darat Majapahit, Gajah Mada
©2022 Merdeka.com
Sosok Panglima Angkatan Darat Majapahit adalah Gajah Mada. Gajah Mada dilantik menjadi Mahapatih pada masa Ratu Tribhuwana Tunggadewi.
Mahapatih Gajah Mada dikenal sangat pandai dalam mengatur strategi baik operasi intelijen, penyerangan maupun pertahanan darat.
Gajah Mada juga hampir selalu memimpin berbagai peperangan yang dilakukan oleh Majapahit. Lewat kecerdasan dan kesaktiannya membuat Majapahit sulit untuk dikalahkan oleh kerajaan manapun.
Dia juga sering merakit senjata-senjata yang digunakan oleh seluruh prajurit militer Majapahit. Salah satu senjata yang terkenal adalah cetbang.
Sosoknya lekat dengan peristiwa terkenal yaitu Sumpah Palapa yang mana dirinya dan Majapahit berhasil menyatukan Nusantara.
Panglima Angkatan Laut Majapahit, Mpu Nala
Setelah kematian Gajah Mada pada 1364 M, nama Mpu Lembu Nala (Mpu Nala) naik menggantikan menjadi Menteri Luar Negeri yang bertugas mengelola hubungan dengan daerah-daerah kekuasaan Majapahit di luar Jawa Timur (Nusantara).
Mpu Nala juga disebutkan sebagai Panglima Angkatan Laut Majapahit kala itu. Di bawah kepemimpinanya, Angkatan Laut Majapahit menjadi yang terbesar dan terkuat di Asia Tenggara saat itu.
Menurut berbagai sumber, angkatan laut Majapahit memiliki jumlah pasukan sebanyak 40 ribu prajurit, bahkan sangat disegani oleh kekaisaran China.
Mpu Nala dilantik di masa kepemimpinan Tribhuwana Tunggadewi dan disebut berjaga di Pelabuhan terbesar Majapahit kala itu yaitu Ujung Galuh (saat ini Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya).
(mdk/thw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.
Baca SelengkapnyaFenomena bumi terbelah berupa bungker kuno peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di Gresik.
Baca SelengkapnyaKerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaDaerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik
Baca SelengkapnyaDi Maluku, ada sebuah hewan yang sudah hidup berdampingan dengan warga selama ratusan tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaWilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaMata pencaharian sebagai perajin keris telah diwariskan secara turun-temurun, melintasi berbagai era peradaban.
Baca Selengkapnya