Kampung Naga, Menjaga Warisan Leluhur Tanpa Tersentuh Listrik
Merdeka.com - Berada di pinggiran Sungai Ciwulan, di antara lembah subur di perbukitan Neglasari. Dari kejauhan, terlihat rumah beratap ijuk bersusun rapi. Udara dan hawa segar langsung menyelimuti saat pertama kali menginjak di Kampung Naga.
Keasriannya kampung ini masih lestari.Terbukti dari rumah yang mereka tinggali. Penduduk Kampung Naga mendirikan rumah yang sepenuhnya terbuat dari alam.Badan rumah berasal dari anyaman bambu sedangkan bagian atap dari ijuk. Enggak kalah dari genteng, atap ijuk ini kabarnya bisa bertahan hingga 20 tahun.
Uniknya, semua rumah di kampung ini dibangun dengan ketinggian, warna dan bentuk yang seragam. Dinding rumah diberi warna menggunakan kapur putih dan atap dari ijuk berwarna kehitaman. Bukan tanpa alasan mengapa serupa, hal ini untuk menyimbolkan kesetaraan antar masyarakat di Kampung Naga. Kampung di Provinsi Jawa Barat ini damai dengan kesederhanaannya.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Penduduk kampung yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ini bertahan hidup sebagai petani dan peternak. Enggak heran, kolam-kolam kecil terlihat di samping rumah-rumah mereka. Biasanya mereka membudidayakan ikan mas dan lele.
Meski dikelilingi hutan, perkampungan yang konon dihuni oleh leluhur suku asli Sunda ini tak lantas merasa kekurangan dan ketakutan. Justru, hutan yang yang dianggap terlarang oleh masyarakat sekitar ini sangat mereka jaga dan hormati. Konon di hutan seluas 1,5 hektare ini mereka yakini sebagai tempat para leluhurnya di semayamkan. Hutan tropis itu tumbuh rindang ragam tumbuhan dengan rentang usia ratusan tahun.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas PrakosoJauh dari hingar bingar ibu Kota. Ada kearifan lokal yang masih terus dijaga. Salah satunya memilih tidak bersentuhan dengan teknologi dan listrik. Pemerintah sempat mengupayakan akses listrik namun mendapatkan penolakan.
Masyarakat Kampung Naga ingin menjaga keaslian budaya mereka tanpa terpengaruh oleh kemajuan teknologi dan informasi di era sekarang. Hal utama yang menjadi prioritas adalah hidup dengan melestarikan adat dari para leluhur.
.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Makna kesederhanaan sudah melekat dengan masyarakat kampung adat naga sebagai pedoman hidup. Memilih untuk hidup berdampingan dengan kesederhanaan adalah jalan mereka. Menurut warga Kampung Naga, manusia akan sadar bahwa dengan hidup secara beriringan bisa menghindarkan manusia dari berbuat kerusakan yang bisa merugikan.
Dulunya, masyarakat Kampung Naga sempat menutup diri dari kehidupan luar. Kini, mereka lebih terbuka dengan berbagai kondisi luar serta mulai menerima kunjungan dari wisatawan.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas PrakosoUntuk kamu yang butuh tempat untuk menyepi, nampaknya cocok untuk berkunjung di desa ini. Eksotisme wilayah, dengan ragam kekayaan adat budaya, menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjung yang datang. Kampung Naga pun menjadi salah satu keunikan yang dimiliki Indonesia.
Singgah ke Kampung Naga tidak ada tiket masuk alias gratis. Namun, pengunjung yang datang wajib lapor pada petugas keamanan yang berjaga. Nantinya di ujung kampung, terdapat buah tangan kerajinan penduduk Kampung Naga.
Kerajinan anyaman boboko, topi dan dudukuy galabang, tas dan aksesoris lainnya. Tak ada salahnya, membeli kerajinan karya penduduk sini.
(mdk/Tys)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaListyo turut mengimbau kepada para pemudik agar tidak memaksakan diri selama berkendara ke kampung halaman
Baca SelengkapnyaDi pedalaman Papua, ada pemandangan alamnya yang menakjubkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaKampung ini menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap desa tempat tinggalnya
Baca SelengkapnyaKampung ini memiliki nuansa bersejarah yang kental.
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku menyerahkan diri setelah dilakukan pendekatan dengan keluarga.
Baca SelengkapnyaAkses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Baca Selengkapnya