XL dan Indosat makin mesra, akan merger?
Merdeka.com - PT XL Axiata Tbk dan PT Indosat Tbk terlihat makin mesra setahun belakangan ini. Selain menjalin kerja sama penggunaan infrastruktur bersama, Indosat pun terlihat makin tak bernafsu bersaing dengan anak usaha Axiata Bhd tersebut.
Kemesraan XL dan Indosat sempat disentil oleh Direktur PT Smartfren Telecom Merza Fachys bahwa pihaknya menjadi satu keluarga dulu dengan Smart Telecom baru kerja sama dan konsolidasi jaringan.
"Tidak seperti XL yang belum menjadi keluarga tapi sudah kerja sama jaringan, ini yang repot," ungkapnya dalam sebuah diskusi, Selasa (19/3).
President Director and CEO Indosat Alexander Rusli mengatakan pihaknya saat ini hanya menjalin kerja sama jaringan dengan XL. "Kalau terlalu banyak atau malah semua ya repot juga kita," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Presdir XL Hasnul Suhaimi sendiri mengaku pihaknya saat ini baru menjalin kerja sama dengan Indosat dalam sharing BTS dan infrastruktur lainnya. "Ke depan mungkin saja kita bekerja sama dengan operator lainnya," tuturnya.
Kemesraan XL dan Indosat juga ditandai dengan berubahnya sikap Alexander terhadap merger XL-Axis. Pada tahun lalu, tepatnya saat Menkominfo Tifatul Sembiring mengadakan buka puasa bersama, Alex secara tegas meminta pemerintah untuk mengurangi frekuensi XL dan Axis agar adil bagi industri.
"Indosat terancam, sehingga pemerintah seharusnya bertindak adil," tuturnya waktu itu. Namun, belakangan, sikap Alex berubah dan memandang merger XL dan Axis sebagai sesuatu yang baik, dan masalah frekuensi tidak begitu dimasalahkan.
"Kita harus mendukung merger, bagaimana industry nanti kalau merger XL dan Axis saja dipersulit," katanya. Bahkan dalam sebuah Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI pad Rabu sore (29/1), Alex menegaskan sudah seharusnya frekuensi satu paket dengan akuisisi.
Sebenarnya, kalau ditelusuri ke atas, hal itu tidak terlalu mengherankan, karena menurut sejumlah sumber, termasuk regulator dan petinggi Telkomsel, sebagian pemilik saham dari kedua induk operator tersebut sama, yaitu Khazanah Nasional Berhad.
"Kasusnya sama seperti Temasek saat memiliki saham di Telkomsel dan Indosat melalui anak usahanya. Pemerintah seharusnya mencermati hal ini, terutama dari sisi penguasaan frekuensi," ujar mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Kamilov Sagala.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejalan dengan hal itu, sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan merger kedua bank tersebut bisa rampung sebelum Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaBloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan pelanggan akan banyak berkirim konten video atau foto, serta akses streaming baik video, musik, serta gim.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchinson, Steve Saerang menyampaikan, saat ini, layanan data Indosat sudah kembali normal sepenuhnya.
Baca SelengkapnyaMomen Lebaran selalu menghadirkan tantangan operator telekomunikasi dan data karena trafik selalu melonjak cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaDesa-desa pelosok di Sulawesi kini bahagia karena XL Axiata menawarkan internet di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dengan jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) kini telah melayani sebanyak 86 kota/kabupaten.
Baca SelengkapnyaSultan Ibrahim memiliki seperempat saham dari U Mobile, salah satu provider telepon seluler terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaTidak satu pun dari 16 properti yang dijual mendapat perhatian publik.
Baca Selengkapnya