Spotify Berencana Jadikan Audiobook Pilar Bisnis Baru

Merdeka.com - Spotify berencana menjadikan audiobook sebagai pilar bisnis berikutnya. Pada hari Rabu, eksekutif perusahaan mengajukan bisnis audiobook kepada investor sebagai target berikutnya untuk dominasi industri. Ketika mereka meluncurkan audiobook, itu bisa memiliki konsekuensi besar tidak hanya untuk bisnis Spotify sendiri, tetapi juga untuk industri penerbitan.

"Kami percaya bahwa audiobook, dalam berbagai bentuknya, akan menjadi peluang besar,” kata CEO Spotify Daniel Ek dilaporkan The Verge, Jumat (10/6).

Perlu diketahui, langkah besar pertama Spotify ke dalam bisnis itu adalah akuisisi Findaway, yang diumumkan pada tahun lalu. Platform audiobook dalam banyak hal seperti Anchor. Dengan cara ini, memungkinkan penulis untuk membuat, mendistribusikan, dan memonetisasi karya mereka. Maka, pantas jika eksekutif yang mengawasi audiobook di Spotify adalah Nir Zicherman, salah satu pendiri Anchor.

Meski begitu, kesepakatan Spotify mengakuisisi Findaway belum benar-benar selesai. Ini pertama kali diumumkan pada November 2021, dengan tanggal akuisisi yang diharapkan sebelum akhir 2021. Namun, kesepakatan itu masih ditinjau oleh divisi antimonopoli Departemen Kehakiman.

Bagaimana model bisnisnya ini dikabarkan belum sepenuhnya jelas. Namun, yang bisa diduga adalah beberapa audiobook akan disediakan gratis bagi pengguna Spotify. Ek mengatakan model freemium akan diterapkan ke audiobook.

"Kami sedang mempertimbangkan untuk membawa monetisasi iklan ke dalam audiobook," kata Kepala Bisnis Konten dan Iklan Spotify, Dawn Ostroff.

Jika itu audiobook yang akan ditawarkan Spotify gratis, maka itu akan menjadi perubahan besar bagi industri. Pasalnya, audiobook kebanyakan berbayar. Misalnya saja, layanan berlangganan dari Audible dan audiobooks.com Amazon.

Kedua layanan itu berharga USD 14,95 per bulan untuk akses ke judul teratas. Apple dan Google menawarkan audiobook untuk dibeli, dengan judul populer biasanya dihargai USD 15 atau lebih.