Pusat riset Vivo di Indonesia bakal berbeda. Seperti apa?
Merdeka.com - Meski terbilang baru masuk pasar Indonesia, Vivo nampaknya tak ingin main-main. Mereka tengah berdiskusi merencanakan pembangunan pusat riset dan pengembangan (R&D) di negeri ini.
Bila itu terealisasi, maka ada delapan R&D yang dimiliki Vivo. Saat ini, baru ada tujuh tempat di antaranya di China dan Amerika Serikat seperti di Silicon Valley, San Diego, Beijing, Shenzhen, Hangzhou, Nanjing, dan Chang’an. Menariknya, ketujuh tempat R&D itu berbeda-beda. Hal tersebut dilakukan menyesuaikan dari perilaku masyarakatnya. Pun demikian nantinya di Indonesia.
Menurut Kenny Chandra,Product Manager PT Vivo Mobil Indonesia, keputusan manajemen akan membangunR&Ddi Indonesia, disebabkan juga pasar negeri ini yang masih begitu besar. Hal itu dilihat dari jumlah penduduknya.
“Pusat riset dan pengembangan ini dibangun lantaran market di Indonesia itu kan masih besar. Behavior masyarakat menggunakan smartphone kan berbeda-beda dari setiap negara dan Indonesia juga, salah satu negara dengan jumlah penduduk lumayan besar. Itulah kenapa kami fokuskan bangun di sini,” katanya kepada awak media usai peluncuran Vivo V5s di Jakarta, Rabu (10/5).
Meski tengah merencanakan, Kenny mengaku belum tahu menahu konsep besar yang akan dibangun. Misalnya saja R&D nantinya akan diarahkan ke sisi hardware atau software kemudian waktu dan tempat yang akan digunakan. Semuanya itu, masih dalam penggodokan oleh manajemen pusat Vivo.
“Yang pasti dari tim manajemen atasnya masih berdiskusi kira-kira konsepnya seperti apa, lalu kemudian kalau udah dapat konsep seperti apa, kita akan sharing nantinya,” ungkap dia.
Sekadar informasi, sejak tahun 2011, Vivo Smartphone telah mengantongi sertifikasi di lebih dari 100 negara dan wilayah di dunia dengan memilih langkah memperluas jaringannya dalam skala internasional. Saat ini, Vivo Smartphone dapat ditemukan di India, Malaysia, Indonesia, Thailand, Myanmar, Vietnam, dan Filipina.
Saat ini Vivo memiliki lebih dari 5.000 pegawai dan 6.000 pengecer di 360 kota dalam 32 provinsi untuk melayani konsumen di Indonesia. Di akhir Januari 2017, Vivo juga telah membangun lebih dari 50 pusat layanan purna jual eksklusif di seluruh Indonesia. Soal regulasi, Vivo telah memenuhi aturan pemerintah untuk 32 persen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk perangkat smartphone berbasis LTE dan telah membuka pabrik tersendiri di daerah Cikupa, Tangerang, sejak Maret 2016.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga BBM di SPBU Vivo mengalami penurunan hari ini, Senin (1/1).
Baca SelengkapnyaRevvo 92 saat ini dijual Rp14.000 per liter dari yang sebelumnya tanggal 1 Maret Rp14.300 per liter.
Baca SelengkapnyaKedaulatan teknologi informasi terancam dengan impor ponsel senilai Rp 30 Triliun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aiman menjalani pemeriksaan selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan penyebaran berita bohong.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPusat Komando Nusantara juga merupakan salah satu infrastruktur utama pendukung kota cerdas Nusantara.
Baca SelengkapnyaUntuk jenis Revvo 90 kini menjadi Rp12.600 per liter dari sebelumnya Rp11.900 per liter atau naik Rp700 per liter.
Baca SelengkapnyaAdapun, handphone tersebut akan dimasukan ke dalam daftar barang bukti.
Baca SelengkapnyaMG Motor Indonesia mengawali 2024 dengan berani: punya bos baru dan dua mobil listriknya dirakit lokal.
Baca Selengkapnya