Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

NASA kembangkan modem data yang dioperasikan cahaya

NASA kembangkan modem data yang dioperasikan cahaya Photonic modem. © nasa.gov

Merdeka.com - NASA memang adalah lembaga riset ruang angkasa, namun mereka tak pernah berhenti memberi dampak pada masyarakat Bumi. Penemuan terbaru mereka, diramalkan akan mengubah segalanya, mulai komunikasi, rekam medis, hingga pertahanan negara. Namun, teknologi ini sebenarnya adalah teknologi yang menunjang komunikasi ke ruang angkasa.

Dilansir dari NASA.gov (1/2), saat ini, photonic chips, atau chips yang dioperasikan oleh cahaya, sudah mulai tahap uji coba. Ruang angkasa pun jadi tempat yang tepat untuk mengujinya, jika modem ini telah berhasil mengalami penyempurnaan.

NASA sedang mengembangkan sebuah photonic modem yang akan digunakan untuk uji coba komunikasi laser berkecepatan tinggi, antara Bumi dan pesawat ruang angkasa yang rendah dan berada pada orbit yang sinkron dengan rotasi Bumi. Modem ini memang dibuat dengan penggabungan beberapa bahan yang punya fungsi optik, seperti laser dan kawat mikro, di sebuah microchip. Hal ini yang membuat photonic modem akan jadi lebih kecil dari receiver berbahan fiber-optik yang masih digunakan hingga sekarang.

Teknologi ini masih akan menempuh perjalanan yang lama. Hal ini dikarenakan modem ini tidak akan dipergunakan di ruang angkasa hingga 2020. Hal ini dikarenakan teknologi ini masih akan melewati masa demo selama dua tahun, dan uji coba awal masih akan dilakukan di 2018 mendatang.Selain itu, saat ini bentuk modem tersebut masih sangat tebal. Meskipun demikian, mereka menjanjikan pengembangan yang signifikan dalam sistem komunikasi pesawat ruang angkasa dan Bumi.

Dengan 10 hingga 100 kali bandwith yang sebelumnya digunakan untuk komunikasi ruang angkasa, alat ini bisa mengirimkan data berkapasitas besar dengan cepat, melewati jarak antar planet. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan dokumentasi di sebuah planet, dari hanya foto ke video.

Photonics pun akan lebih hemat energi dan tempat, sehingga penjajak planet sekecil apapun bisa mentransmisikan banyak data.

Selain itu jika ini berhasil dikembangkan, akan ada banyak sekali hal yang dapat mengadaptasi teknologi ini. Salah satunya koneksi internet, pendeteksi bahan kimia untuk medis maupun pabrik, serta sistem keamanan tingkat tinggi.

(mdk/idc)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
image Rekomendasi
Ingin Cepat Diberi Keturunan, Begini Potret Kedekatan Angga Wijaya dengan 2 Putri Sambungnya

Ingin Cepat Diberi Keturunan, Begini Potret Kedekatan Angga Wijaya dengan 2 Putri Sambungnya

Angga Wijaya berharap cepat diberi keturunan dari pernikahannya dengan Nurul Kamaria atau akrab disapa Anna, meski sang istri sudah memiliki dua anak.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Daftar Gaji dan Bonus Astronot mulai dari NASA sampai Badan Antariksa China, Mana yang Paling Tinggi?

Daftar Gaji dan Bonus Astronot mulai dari NASA sampai Badan Antariksa China, Mana yang Paling Tinggi?

Berikut adalah daftar gaji plus bonus yang didapatkan astronot di dunia.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Momen Ariel Peluk Alleia di Atas Panggung, Sang Anak 'Basah Banget'

Momen Ariel Peluk Alleia di Atas Panggung, Sang Anak 'Basah Banget'

Alleia sempat protes lantaran tubuh sang papa dipenuhi keringat.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari

Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari

Mumifikasi alami adalah proses yang memerlukan waktu dan biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga 6-12 bulan.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya

Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya

Temuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.

Baca Selengkapnya icon-hand
Pipa di Petamburan 4 Bocor, Suplai Air PAM ke 41 Wilayah Terganggu

Pipa di Petamburan 4 Bocor, Suplai Air PAM ke 41 Wilayah Terganggu

PAM Jaya bakal mengirimkan air bersih dengan menggunakan truk tangki yang akan dibagikan secara gratis ke wilayah terdampak.

Baca Selengkapnya icon-hand
Kasus Korupsi Pembangunan Gereja Kingmi Mile 32, KPK Tetapkan 4 Tersangka Baru

Kasus Korupsi Pembangunan Gereja Kingmi Mile 32, KPK Tetapkan 4 Tersangka Baru

Keempat tersangka baru ini langsung ditahan di Rutan KPK.

Baca Selengkapnya icon-hand
Gitaris Queen Bantu NASA Teliti Bennu, Asteroid Raksasa Seukuran Gunung Paling Berbahaya

Gitaris Queen Bantu NASA Teliti Bennu, Asteroid Raksasa Seukuran Gunung Paling Berbahaya

Brian May bukanlah hanya seorang gitaris band legend dunia. Tetapi ia juga adalah ilmuwan.

Baca Selengkapnya icon-hand
Potongan Asteroid Paling Berbahaya di Luar Angkasa akan Mendarat di Negara Ini

Potongan Asteroid Paling Berbahaya di Luar Angkasa akan Mendarat di Negara Ini

Berikut negara yang bakal menjadi tempat pendaratan potongan asteroid paling berbahaya.

Baca Selengkapnya icon-hand
Dirut PAM Jaya Ungkap Penyebab Krisis Air Bersih di Wilayah Jakarta

Dirut PAM Jaya Ungkap Penyebab Krisis Air Bersih di Wilayah Jakarta

Sejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya

Baca Selengkapnya icon-hand
Canggihnya Teleskop Luar Angkasa Buatan China Bisa Memotret Galaksi Andromeda secara Jelas, Ini Wujudnya

Canggihnya Teleskop Luar Angkasa Buatan China Bisa Memotret Galaksi Andromeda secara Jelas, Ini Wujudnya

Berikut adalah hasil bidikan teleskop canggih milik China yang merekam galaksi Andromeda.

Baca Selengkapnya icon-hand
Musim Kemarau, Terungkap Ini Para 'Penghuni' Dasar Sungai Ciliwung

Musim Kemarau, Terungkap Ini Para 'Penghuni' Dasar Sungai Ciliwung

Saat musim kemarau tinggi muka air di bagian Pintu Air Manggarai, mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya icon-hand