Meski Ekonomi Resesi, Startup Indonesia Cakap Raih Pendanaan US$ 3 Juta!
Merdeka.com - Perusahaan rintisan (startup) pembelajaran bahasa online di Indonesia, Cakap, berhasil mengumpulkan dana US$ 3 juta dalam putaran seri A+. Pendanaan ini dipimpin oleh Heritas Venture Fund bersama Strategic Year Holdings dan beberapa investor lain. Sebelumnya nama startup ini adalah Squline.
Investor-investor petahana seperti Investidea Ventures dan Prasetia Dwidharma turut berpartisipasi dalam putaran ini. Pengumpulan dana seri A+ ini menjadipenutup tahun yang solid bagi Cakap, yang berhasil mencetak keuntungan meski ekonomi sulit imbas pandemi Covid-19.
Di tahun pandemi ini, solusi dari Cakap telah menjadi jembatan dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka alternatif sehingga jumlah siswa Cakap tumbuh hingga 10 kali lipat sejak awal tahun ini, bahkan meningkat 30 kali lipat dari periode sama tahun lalu.
Cakap juga menjalin kemitraan dengan perusahaan telekomunikasi seluler Telkomsel dan dipercaya oleh beberapa instansi pemerintah, seperti unit organisasi noneselon di Kementerian Komunikasi dan Informatika, BAKTI, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Cakap juga menggagas beberapa program bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk komunitas perhotelan, serta berkolaborasi dengan Telkomsel dan Kemendikbud RI untuk membantu siswa belajar dari rumah.
Tomy Yunus, Co-Founder dan CEO Cakap, mengatakan kunci kesuksesan selama pandemi ini adalah mengerti lansekap Indonesia untuk menciptakan solusi edukasi akurat dan dapat menyelesaikan problem sebenarnya di target pasar, yang mana akses untuk pendidikan berkualitas tinggi tidak hanya diperlukan oleh murid-murid di kota besar, tapi juga di seluruh Indonesia, termasuk kota-kota tingkat tiga dan daerah terpencil.
"Kami bersemangat menjadi bagian dari transformasi pembelajaran digital di Indonesia, membantu mendemokratisasi akses ke pendidikan berkualitas, dan jangka panjang meningkatkan derajat hidup orang-orang,” ujar Tomy dalam rilisnya pada Merdeka.com, Ravu (23/12).
Saat ini Indonesia memiliki lebih dari 3 juta guru di 300 ribu sekolah, serta lebih dari 60 juta siswa yang semakin melek internet dari hari ke hari.
Potensi Jangka Panjang Teknologi Pendidikan Indonesia
“Cakap menciptakan solusi unik dan relevan untuk pasar Indonesia, dan inilah waktu terbaik dengan semakin banyaknya orang Indonesia dan murid-murid yang semakin melek internet. Perusahaan ini menawarkan proposisi impact menarik dengan menyediakan akses pendidikan berkualitas terjangkau. Kami menantikan saat bekerja sama dengan tim untuk mendukung perusahaan ini dalam perjalanan mereka mengembangkan solusi pendidikan ke seluruh Indonesia,” ujar Charis Goh, Direktur Heritas Capital, investor baru Cakap.
Conrad Tsang dari Strategic Year mengaku percaya pada potensi jangka panjang dari pasar teknologi pendidikan di Indonesia. Kami juga bersemangat untuk mendukung Cakap untuk memanfaatkan dan meningkatkan permintaan terhadap pendidikan berkualitas tinggi di tengah meningkatnya disposable income masyarakat.
"Dengan pengalaman 20 tahun di dunia investasi penyedia pendidikan, kami bermaksud memanfaatkan wawasan, jaringan, dan sumber daya untuk menambah nilai dan membantu Cakap naik ke level berikutnya dengan tujuan menjadikan Cakap menjadi pemain nomor 1 di segmen pendidikan di Indonesia," kata Tsang.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabar startup edutech Zenius tutup membuat warganet bernostalgia di media sosial.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah nama-nama pendiri dan perusahaan rintisan yang terpilih untuk mengikuti program GEN.
Baca SelengkapnyaKaesang akan mengembangkan PSI dengan cara-cara baru yang dengan mengikuti perkembangan teknologi digital yang ada.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaAwalnya, Hilmi mencoba melamar program pemerintahan seperti PPPK, PNS, hingga pendamping desa PKH. Namun semuanya gagal.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaSalurkan Bantuan Ratusan Juta, Dirut Pupuk Kaltim: Dukungan Masyarakat Penting untuk Aktivitas Bisnis
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaStartup Zenius mengumumkan pihaknya menutup operasional sementara setelah 20 tahun beroperasi.
Baca Selengkapnya