Media sosial jadi wahana penyebaran konten negatif, apa kata Twitter Indonesia?
Merdeka.com - Merdeka.com - Platform atau layanan over the top (OTT) sering digunakan sebagai media penyebaran berita bohong atau hoax dan ujaran kebencian. OTT media sosial adalah yang paling laku dipakai untuk menyebarkan konten negatif di dunia maya, termasuk di Indonesia.
Apa tanggapan Twitter Indonesia?
Agung Yudha, Public Policy Lead Twitter Indonesia, mengatakan Twitter punya prinsip selalu berusaha menghormati hukum di negara Twitter beroperasi termasuk di Indonesia. Sebab Twitter ingin menciptakan ekosistem digital yang baik di setiap negara Twitter beroperasi.
Karena prinsip menghormati itu, kata dia, Twitter bisa memahami, jika ada satu negara di Eropa, sebut saja Jerman, memiliki rencana memberikan sanksi berupa denda kepada OTT media sosial, jika tidak bisa memenuhi kesepakatan service level agreement (SLA). Namun, wacana serupa di Indonesia belum mungkin dilakukan, karena SLA di Indonesia belum disepakati oleh pemangku kepentingan, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).
"Twitter ingin menciptakan ekosistem digital yang baik. Maksudnya tidak hanya global platform seperti Twitter yang berkembang, tapi local platform juga berkembang. Jadi semua timbal-balik. Prinsipnya twitter berusaha hormati hukum di negara kami beroperasi," ujar Agung, saat menjadi panelis dalam diskusi Indonesia Technology Forum (ITF) bertajuk "Menagih Langkah Nyata Industri Telekomunikasi dan OTT Menghadapi Dampak Negatif Media Sosial" di Jakarta, Senin (28/8).
Panelis lain adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Masduki Baidlowi, Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Agung Harsoyo, dan Group Head Corporate Communication Indosat Ooreoodo Deva Rachman.
Kata Agung, Twitter Indonesia berkomitmen meredam dan mencegah konten media sosial yang negatif. Apalagi pihaknya memiliki sistem filterisasi konten, sehingga konten negatif tidak beredar. Semestinya pengguna aplikasi juga membaca rules and term of services sebelum menggunakan layanan. Lantaran di sana ada aturan tentang conservation, yaitu ketika posting itu sudah menjadi konsumsi publik. "Secara global, kami telah memblokir sejuta akun terkait terorisme dan kekerasan.”
Dari kalangan operator, Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, mengaku operator hanya menjadi kendaraan bagi para pelaku penyebar berita hoax lewat media sosial, sehingga tidak bisa melakukan banyak upaya preventif. Pihaknya baru busa melakukan tindakan setelah terjadi atau after attack.
Menurutnya, maraknya penyebaran konten negatif saat ini terkait dengan dinamika sosial, ekonomi, dan politik di tanah air. Maka itu, yang perlu diatasi sebenarnya isu utamanya yakni masalah sosial, ekonomi, dan politik itu sendiri.
Saat ini Indosat Ooredoo bersama beberapa pihak/komunitas berpartisipasi aktif mendidik masyarakat dengan kampanye #Bijaksosmed. Kampanye ini melibatkan anak-anak muda yang kini menjadi sasaran aktif media sosial.
“Kita harus menjadi masyarakat yang lebih kritis, bijak, dan selalu cross check terhadap informasi yang terima,” pungkas Deva.
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Tekan Aturan Percepatan Transformasi Digital, Begini Isinya
Pertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaJubir TKN Sindir Slepetonomics Cak Imin: Lebih Akademik Hilirisasi Digital Milik Mas Gibran
Dahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Menyembunyikan Status Online di WA agar Tak Diganggu, Berikut Langkah Mudahnya
Berikut langkah-langkah mudah untuk menyembunyikan stasus online di WhatsApp (WA).
Baca SelengkapnyaAda Indonesia, Ini Daftar Negara yang Rakyatnya Paling Banyak Tak Dapat Akses Internet
Berikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR: Etika Ber-internet Pondasi Utama dalam Berinteraksi di Dunia Maya
Banyak perilaku kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga etika di ruang digital.
Baca SelengkapnyaAkun Instagram Mahfud Diretas, Ganjar Pertanyakan Keamanan Siber
Ganjar menyebut, kalau akun seorang Menko Polhukam saja dengan mudahnya diteras, bagaimana dengan akun orang lain.
Baca Selengkapnya4 Februari Hari Ulang Tahun Facebook, Ini Sejarah dan Perkembangannya
Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaDepan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman
Jokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.
Baca Selengkapnya