Jeff Bezos Sumbang USD 10 Miliar Untuk Lawan Perubahan Iklim
Merdeka.com - CEO Amazon sekaligus orang terkaya di dunia saat ini, Jeff Bezos, mengumumkan bahwa ia akan menyumbangkan USD 10 Miliar untuk memerangi perubahan iklim.
Berdasarkan informasi yang ia bagi di laman instagram resminya yakni @jeffbezos, uang ini akan disumbangkan Bezos lewat yayasannya yang baru bernama Bezos Earth Fund. Jika dikurskan, angka yang disumbangkan Bezos senilai Rp138 Triliun.
Melansir laporan The Verge, uang ini akan digunakan untuk membantu para ilmuwan, aktivis lingkungan, LSM, dan apa yang disebu sebagai "upaya yang menawarkan kemungkinan nyata" untuk melindungi Bumi dari dampak perubahan iklim.
Yayasan tersebut akan mulai mengeluarkan dana mulai musim panas ini, namaun belum untuk saat ini. Beberapa hal detil seperti bagaimana penerimaan atau waktu yang dibutuhkan untuk menerima dana ini bagi mereka yang membutuhkannya.
Bezos sendiri memiliki kekayaan bersih sebesar USD 130 Miliar. Jadi, mengambil USD 10 Miliar saja untuk kegiatan filantropi tentu hal yang kecil.
Sang CEO sendiri sebelumnya tak terlalu terkenal sebagai filantropi seperti dermawan teknologi lainnya, ambil contoh, Bill Gates.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendiri raksasa teknologi Amazon, ternyata memiliki kebiasaan yang unik.
Baca SelengkapnyaJeff Bezos sukses mengantongi pendapatan hingga lebih dari USD2 miliar, atau setara Rp31,37 triliun.
Baca SelengkapnyaJeff Bezos memang pernah merasakan gravitasi nol saat melakukan perjalanan ke ruang angkasa pada Juli 2021.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukan di Mars, tetapi tempat buatan manusia ini adalah wadah kehidupan baru selain di Bumi.
Baca SelengkapnyaElon Musk menjadi orang terkaya kedua di dunia dengan total kekayaan USD201,7 miliar atau setara dengan Rp3,1 kuadriliun.
Baca SelengkapnyaGoogle dan Amazon memiliki kontrak USD1,2 miliar untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada pemerintah dan militer Israel.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, perubahan iklim membuat gagal panen.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPada akhir tahun 2022, Mark mengalami penurunan kekayaan USD35 miliar atau setara Rp550 triliun.
Baca Selengkapnya