Jangan Mau Bayar Uang Tebusan Jika Hacker Ancam Jual Data Penting, Ini Alasannya
Merdeka.com - Hacker biasanya akan mengancam korban untuk menjual data-datanya jika keinginannya tak dituruti. Seringnya mereka meminta tebusan uang berjumlah banyak. Ancaman itu tentu saja membuat korban khawatir. Takut jika benar-benar datanya dijual hacker.
Lalu, bagaimana seharusnya sikap korban bila diancam hacker?
Pratama Persadha, Chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Centre) mengatakan, jika ada sebuah lembaga menjadi korban serangan ransomware dan diminta tebusan oleh para penjahat siber, maka sebaiknya bank tidak membayar tebusan tersebut.
"Sebaiknya memang tak perlu bayar tebusan," kata dia.
Menurutnya, justru jika dibayarkan, akan membuat situasi semakin buruk. Mengapa begitu? Kata dia, ada beberapa alasan mengapa membayar tebusan itu tidak diharapkan dan bahkan dapat membuat situasi semakin buruk.
Sebagai gantinya, sebuah lembaga seharusnya segera melaporkan insiden keamanan siber kepada pihak berwenang dan melakukan tindakan pemulihan data secepat mungkin.
"Hal ini dapat melibatkan mengisolasi sistem terinfeksi, membersihkan malware, dan melakukan pemulihan data dari cadangan yang tersedia," ungkap dia.
Lebih penting lagi, bank harus meningkatkan keamanan sistem mereka agar terhindar dari serangan siber yang serupa di masa depan.
Dalam hal ini, bank sebaiknya melakukan audit keamanan terhadap sistem mereka, meningkatkan lapisan keamanan, dan melakukan pelatihan keamanan siber terhadap karyawan untuk menghindari serangan serupa di kemudian hari.
"Nanti Lembaga yang berwenang yang akan menentukan sanksinya. Kalau di Indonesia harusnya Komisi PDP yang diamanatkan oleh UU Pelindungan Data Pribadi," terang dia.
Berikut beberapa alasan mengapa jangan pernah mau membayar uang tebusan kepada hacker:
- Tidak ada jaminan bahwa data yang diambil akan dikembalikan oleh para penjahat setelah pembayaran tebusan.
- Membayar uang akan menunjukkan bahwa sebuah lembaga rentan dan dapat dimanipulasi, yang dapat mendorong serangan serupa di masa depan.
- Memberikan sumber daya keuangan kepada para penjahat, yang dapat digunakan untuk mengembangkan serangan lain atau membiayai kegiatan kejahatan lainnya.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wanita ini menceritakan pengalaman akun bank dibobol hingga rugi jutaan rupiah akibat nomor HPnya dijual provider ke hacker.
Baca SelengkapnyaPara peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini merespon kabar terkait bocornya data pelanggan akibat terkena website KAI diserang hacker.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaJangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.
Baca SelengkapnyaMaraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.
Baca SelengkapnyaMantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca SelengkapnyaPelaku baru bekerja di rumah majikannya selama tiga bulan.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar hacker yang dikenal ganas dan mengerikan saat melancarkan aksinya.
Baca Selengkapnya