Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Deretan kisah belum tuntas soal kebocoran data Facebook

Deretan kisah belum tuntas soal kebocoran data Facebook Deretan kisah belum tuntas soal kebocoran data Facebook. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Beberapa minggu yang lalu, jagat media sosial digegerkan dengan kebocoran data Facebook oleh Cambridge Analytica. Banyak pengguna yang akhirnya memilih menutup atau menghapus akun Facebook milik mereka demi tidak jadi korban yang datanya dimanfaatkan.

Namun seiring waktu berlalu, kasus ini nampaknya belum dekat kepada penyelesaian. Berbagai investigasi dan tindakan pencegahan telah dilakukan, namun masih banyak kisah yang belum tuntas soal kebocoran data ini.

Mulai dari rilisnya memo internal yang ungkap sisi gelap, hingga mustahilnya privasi kita aman di internet, berikut adalah deretan kisah belum tuntas soal kebocoran data Facebook. Berikut ulasannya.

Riwayat telepon dan SMS juga bocor

Melansir laporan The Verge dan Ars Technica, Facebook telah mengumpulkan riwayat panggilan dan data SMS dari smartphone Android selama bertahun-tahun. Hal ini bisa ditemukan dari data file akun Facebook kita yang bisa diunduh.

Aplikasi Facebook di Android memang meminta akses untuk kontak, data SMS, serta riwayat panggilan dari perangkat Android Anda. Hal ini digunakan Facebook untuk membedakan kontak bisnis dan kontak personal Anda, di mana Facebook merancang algoritma canggih untuk melakukannya.

Menurut laporan yang sama, Facebook diduga mengumpulkan data ini lewat aplikasi Messenger miliknya, yang selalu meminta pengguna untuk jadi aplikasi pengganti SMS. Berbagai data kontak pun juga diunggah ke Facebook dengan secara tidak sadar lewat persetujuan kita.

Ars Technica menyebut bahwa hal ini telah terjadi bertahun-tahun, sejak permintaan izin akses di Android ke pengguna tak seketat sekarang. Googl sendiri mengubah izin Android jadi lebih jelas dan terpecinci untuk saat ini. Meski demikian, pengembang tetap dapat mengakses berbagai data yang mereka inginkan asal pengguna memberi izin.

Data hasil kebocoran belum dihapus hingga sekarang

Menurut laporan Mashable, data kebocoran Facebook yang dikumpulkan oleh Cambridge Analytica belum sepenuhnya dihapus. Hal ini diinvestigasi oleh Channel 4 yang berbasis di Inggris, yang hingga sekarang masih bisa melihat data dari paling tidak 136.000 pengguna Facebook yang ada di sumber Cambridge Analytica.

Channel 4 Inggris sendiri hanya memeriksa dengan kata kunci yang mengacu pada warga negara bagian Colorado. Jadi, itu hanya data bocor dari warga Colorado saja. Diduga, data kebocoran dari negara bagian Oregon juga masih bisa diakses dan belum dihapus.

Memo internal yang ungkap sisi gelap Facebook

Berdasarkan laporan The Guardian, Facebook pernah membuat memo internal perusahaan yang diedarkan ke karyawan secara tertutup. Memo tersebut, ditulis oleh salah seorang wakil direktur Facebook bernama Andrew Bosworth pada 2016. Yang memicu kontroversi tentu adalah isinya. Diketahui, memo ini dimuat pertama kali via BuzzFeed News.

Dalam memo itu, Boz - panggilan karib Bosworth - mengklaim kalau Facebook cuma memiliki satu misi untuk menguntungkan perusahaan, yakni menghubungkan semua penggunanya menjadi komunitas besar.

Tentu, semakin besar jumlah pengguna, semakin banyak pula keuntungan yang dikantongi Facebook. Namun, Boz malah menekankan cara ini bisa dilakukan bisa dengan apa saja, yang penting caranya baik secara de facto. Bisa disimpulkan, Facebook dapat menghalalkan segala cara untuk meraup untung.

"Mungkin kita butuh mengorbankan hidup untuk mengekspos seseorang yang di-bully, atau juga mungkin kita juga bisa mengekspos seseorang yang mati terkena serangan teroris. Mau bagaimana pun, itulah yang kita lakukan. Sejelek apa pun isunya, kita harus menghubungkan orang. Titik. Itulah kerjaan kita untuk menumbuhkan pengguna," tulis Boz.

Sontak saja, memo tersebut memicu kontroversi dan pertanyaan soal kesigapan Facebook menangani informasi dan data pribadi pengguna, apakah mereka benar-benar menjaga kerahasiaan data pengguna, atau cuma sekonyong-konyong memikirkan angka demi keuntungan belaka?

Boz sendiri mengakui kalau memo internal tersebut benar adanya. Namun, ia tidak membenarkan terkait isi dari memo itu.

Menurutnya, memo itu malah cuma memicu perdebatan dan memperkeruh suasana. Boz bahkan tidak mengakui isi pesan tersebut bukan ia yang tulis.

Pada kesempatan yang sama, CEO Facebook Mark Zuckerberg, juga berkomentar terkait memo itu. "Boz adalah pemimpin berbakat, yang berani mengeluarkan opini provokatif. Namun pendapat Boz sudah pasti tidak disetujui karyawan, bahkan termasuk saya. Kami tak percaya bahwa tujuan itu bisa dibenarkan untuk meraih sesuatu dari Facebook," ujar Zuck - sapaan karibnya.

Data kita tak pernah aman

Berdasar laporan Mashable, Menurut Luke Stark, calon profesor di Dartmouth College dan periset spesialis privasi online, data kita dilacak tak cuma lewa jejaring sosial.

"Berbagai platform besar yang umum kita gunakan setiap hari, pasti mengumpulan berbagai jenis data tentang kita yang digunakan untuk mengembangkan profil pribadi kita," ungkapnya.

Hal ini berarti, apapun yang kita 'sentuh' secara online, pasti akan melacak data kita dengan berbagai cara. Mulai dari mesin pecarian seperti Google, platform e-commerce, bahkan operator telekomunikasi dan penyedia layanan internet.

Hal ini berupa paling tidak siapa Anda, ke mana lokasi Anda bepergian, dan lain sebagainya.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sempat Down, Instagram dan Facebook Kini Telah Pulih
Sempat Down, Instagram dan Facebook Kini Telah Pulih

Pengguna mengeluhkan tidak bisa mengakses Instagram untuk beberapa waktu.

Baca Selengkapnya
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang

Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.

Baca Selengkapnya
Sehari Saja Facebook & Instagram Down, Bikin Kekayaan Mark Zuckerberg Anjlok Segini
Sehari Saja Facebook & Instagram Down, Bikin Kekayaan Mark Zuckerberg Anjlok Segini

Facebook, Instagram, dan Threads punya dampak besar bagi Mark Zuckerberg jika mengalami gangguan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Instagram dan Facebook 'Down', Netizen Curhat di Twitter
Instagram dan Facebook 'Down', Netizen Curhat di Twitter

Tampilan pesan bertuliskan "Something went wrong" di laman utama disertai dengan tombol "Reload page".

Baca Selengkapnya
Pentingnya Peran Perempuan dalam Keluarga Mencegah Kejahatan Digital
Pentingnya Peran Perempuan dalam Keluarga Mencegah Kejahatan Digital

Mencegah pencurian data pribadi dengan meningkatkan pengamanan mulai dari gadget sendiri.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penangkapan TikToker Galih Loss di Rumah Pacar Buntut Konten Penistaan Agama
Detik-Detik Penangkapan TikToker Galih Loss di Rumah Pacar Buntut Konten Penistaan Agama

Konten Galih yang diunggah lewat akun Tiktok dengan nama Galihloss3 menuai kritik. Galih membuat konten tebak nama hewan yang bisa mengaji.

Baca Selengkapnya
Mark Zuckerberg Lega Jumlah Pengguna Instagram Lebih Banyak dari TikTok
Mark Zuckerberg Lega Jumlah Pengguna Instagram Lebih Banyak dari TikTok

Instagram telah mengambil alih TikTok sebagai aplikasi dengan unduhan terbanyak di 2023.

Baca Selengkapnya
4 Februari Hari Ulang Tahun Facebook, Ini Sejarah dan Perkembangannya
4 Februari Hari Ulang Tahun Facebook, Ini Sejarah dan Perkembangannya

Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya