Belanja Lewat Medsos Makin Digandrungi, Bagaimana Market Place?
Merdeka.com - Berdasarkan survei yang dilakukan Populix, sebanyak 86 persen masyarakat Indonesia pernah berbelanja melalui platform media sosial. Tren ini, kata Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix, ramai ketika pandemi Covid-19 ini.
Pandemi ini juga turut mendorong kemunculan platform-platform jual beli berbasis interaksi sosial sebagai alternatif pilihan medium berbelanja bagi masyarakat.
Lalu, apakah pangsa pasar market place bakal tergerus? Menurut Timothy, baik social commerce maupun marketplace merupakan platform yang memfasilitasi konsumen untuk melakukan transaksi online.
"Secara pangsa pasar, marketplace dan social commerce memiliki pangsa pasar yang berbeda dan memberikan opsi sesuai kebutuhan masing-masing pasar," kata dia kepada Merdeka.com, Jumat (23/9).
Social commerce memungkinkan konsumen untuk berbelanja secara langsung melalui sosial media seperti TikTok, WhatsApp, Facebook, Instagram, dan sebagainya. Sedangkan, transaksi melalui marketplace memfasilitasi semua orang dalam berbelanja secara online dengan banyaknya pilihan produk dan penjual.
Meski begitu, untuk mempertahankan pasarnya, marketplace harus beradaptasi dengan perubahan baru seperti memperhatikan tren dan perubahan gaya hidup masyarakat untuk terus memenuhi kebutuhan.
"Melahirkan inovasi baru untuk meningkatkan fitur dan layanan yang diberikan serta menjaga interaksi dengan pelanggan dan terus meningkatkan kualitas layanan dan produk serta memberikan rasa aman bagi pelanggan yang berbelanja di marketplace," jelas dia.
Social commerce dan marketplace memiliki perbedaan layanan yang ditawarkan, keuntungan, serta manfaat yang berbeda yang diperuntukkan untuk masing-masing pasar tersebut.
"Sebagai contoh, riset kami menunjukkan bahwa pelanggan cenderung berbelanja kategori produk fashion, kecantikan, dan makanan melalui media sosial. Hal ini tentunya tidak dapat dilepaskan dari algoritma media sosial masing-masing pelanggan yang menyuguhkan mereka dengan berbagai konten interactive terkait produk-produk yang mungkin akan mereka sukai. Sementara itu, untuk produk-produk seperti perkakas rumah atau perlengkapan berkebun akan lebih beragam jika dicari melalui marketplace," terang dia.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang Pasar Kranggan Ngeluh Kemunculan e-Commerce, Ganjar: Nanti Kita Ajari Cara Jualan Online Ya
Jika terpilih sebagai presiden dia akan coba mengatur bagaimana kehadiran e-commerce tidak mematikan usaha pedagang konvensional.
Baca SelengkapnyaSepakat dengan Menkop Teten, Ekonom: Tiktok Harus Pisahkan e-Commerce dengan Media Sosial
Aturan yang tertuang pada Permendag 31/2023 harusnya benar-benar dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua pihak.
Baca SelengkapnyaIngin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!
Yuk, ketahui beberapa jenis iklan yang bisa dilakukan melalui platform digital.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Awalnya Terjual 5 Porsi Kini Laku 3 Ton dalam Seminggu, Intip Kisah Inspiratif Pengusaha Pisang Geprek yang Viral
Berawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.
Baca SelengkapnyaMasih Ada Fasilitas Transaksi di Media Sosial TikTok, Kemenkop UKM Sebut Ada Pelanggaran
Masa transisi atau uji coba yang diberikan Kementerian Perdagangan kepada Tiktok untuk migrasi ke platform eCommerce Tokopedia tidak ada dalam aturan.
Baca Selengkapnya4 Modus Penipuan Online yang Wajib Diwaspadai, Yuk Kenali Saluran Informasi dan Kanal Komunikasi Resmi Blibli
Blibli mengajak masyarakat lebih waspada dengan mengenali saluran informasi dan kanal komunikasi resmi Blibli.
Baca SelengkapnyaIndef Sebut Langkah Pemerintah Pisahkan Izin Tiktok Shop dan Sosial Media Sudah Tepat
Media sosial TikTok dan TikTok Shop menggabungkan dua fitur tersebut, padahal secara aturan seharusnya memiliki izin operasi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaBerkat Kerja Keras dan Viral di Media Sosial Jualan Bakso Sidik Eduard , Kini Tembus 2 Ribu Butir
Jualan bakso sejak dua bulan lalu, Sidik Eduard amat bersyukur karena bisnisnya berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaMenkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer
Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca Selengkapnya