Bard AI Besutan Google Bakal Jadi Pesaing ChatGPT, Siapa Menang?

Rabu, 8 Februari 2023 16:10 Reporter : Fauzan Jamaludin
Bard AI Besutan Google Bakal Jadi Pesaing ChatGPT, Siapa Menang? Kantor Google. ©2017 mashable.com

Merdeka.com - Google akan meluncurkan pesaing ChatGPT. Modelnya hampir sama dengan ChatGPT yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan. Chatbot kecerdasan buatan Google itu bernama Bard. Pesaing ChatGPT ini dilaporkan IFLScience, Rabu (8/2), akan diluncurkan ke publik dalam beberapa minggu mendatang.

CEO Google Sundar Pichai menjelaskan tentang Bard. Kata Sundar, Bard merupakan model AI yang membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit.

"Memungkinkan kami untuk menskalakan ke lebih banyak pengguna, memungkinkan lebih banyak umpan balik. Kami akan menggabungkan umpan balik eksternal dengan pengujian internal kami sendiri untuk memastikan respons Bard memenuhi standar kualitas, keamanan, dan landasan yang tinggi dalam informasi dunia nyata," kata Sundar.

AI akan mulai ditampilkan di pencarian Google dan berusaha menjawab pertanyaan yang lebih kompleks di mana mungkin ada banyak sudut pandang tentang topik tersebut. Mereka mengklaim bahwa Bard akan menyaring informasi kompleks dan banyak perspektif ke dalam format yang mudah dicerna, sehingga pengguna dapat dengan cepat memahami gambaran besarnya.

Meski begitu, boleh dibilang Google terlambat ke pasar dengan rilis model bahasa AI-nya. Mereka kemudian tergopoh-gopoh mengejar ‘ketertinggalan’ dengan Chat GPT yang dapat digunakan gratis.

Bahkan, pencipta Gmail baru-baru ini memperingatkan bahwa AI dapat benar-benar mengganggu Google dalam beberapa tahun, dengan menghilangkan kebutuhan akan halaman hasil pencarian, di mana Google menghasilkan sebagian besar pendapatan iklannya.

Dasar sistem yang memperkuat Bard adalah Language Model for Dialogue Applications atau LaMDA. LaMDA merupakan sistem AI yang dibuat oleh Blake Lemoine, seorang insinyur di Google. Sayangnya, Lemoine diberhentikan dari Google kala meyakini bahwa ChatBot itu mampu menjadi masa depan.

Pasalnya, beberapa kali pengujian, Lemoine yakin bahwa bot itu memiliki emosi dan takut dimatikan. Bahkan Lemoine mengklaim bahwa bot memintanya untuk menyewa pengacara untuk bertindak atas namanya.

"Yang mereka lakukan hanyalah mencocokkan pola, mengambil dari database statistik besar bahasa manusia. Polanya mungkin keren, tetapi bahasa yang diucapkan sistem ini sebenarnya tidak berarti apa-apa. Dan tentu saja itu tidak berarti bahwa sistem ini hidup," kata peneliti AI, Gary Marcus.

[faz]

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini