Merdeka.com - Merasa ada yang kurang jika tidak membawa smartphone? Hati-hati karena canggihnya smartphone tak selalu berdampak baik bagi tubuh.

Awalnya banyak yang tak menyadari, namun setelah studi di Amerika Serikat bahwa 50 persen populasi masyarakat mereka 'tak bisa hidup tanpa smartphone,' hal ini mendadak menjadi penting. Ilmuwan ingin mengetahui apa dampak yang diberikan smartphone ke tubuh kita, khususnya otak.

Dilansir dari The Huffington Post (21/3), menurut seorang psikolog bernama Sherry Turkle, dengan sifat adiktif yang kita miliki terhadap smartphone, kita jadi intoleran terhadap kesendirian.

"Otak kita jadi sangat-sangat membutuhkan rangsangan secara konstan, dan mungkin itu adalah perubahan berbahaya yang terjadi pada otak kita," ungkapnya.

Mengapa berbahaya? Hal ini terkait dengan pengambilan keputusan penting dalam hidup kita. Makin kita 'terjangkit' dengan teknologi, makin sulit otak kita untuk berfokus dan tenang. Padahal, dua hal itulah yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan penting dalam hidup. Koneksi kita terhadap teknologi, makin melenyapkan kemampuan kita untuk fokus.

Dengan terhubungnya kita ke smartphone setiap waktu, otak kita seakan-akan tidak sepenuhnya berhubungan dengan kesadaran kita, dan tidak juga termotivasi untuk bersikap rasional.

Hal ini bukannya akan menjadi wabah, karena 'kecanduan' ini bisa diatasi. Meski tentu akan sulit karena teknologi akan makin maju dan makin memberi dampak pada kehidupan manusia. Namun cara untuk menghentikan kecanduan smartphone cukup sulit: istirahatkan otak dari smartphone.

Anda harus dengan sengaja beristirahat dari teknologi. Entah itu sejam atau seharian penuh, makin lama Anda istirahat dari candu yang dibawa oleh smartphone, otak Anda akan makin mudah untuk fokus. Ketenangan ini tentu akan membawa Anda lebih baik dalam mengambil keputusan penting dalam hidup Anda.