Merdeka.com - Tepat hari ini, 31 Maret pada 1962 silam, Komando Pasukan Katak atau yang lebih dikenal Kopaska resmi didirikan oleh Presiden Soekarno. Saat itu, pasukan ini dibentuk untuk membantu pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan masalah di Irian Barat menjelang Operasi Trikora.
Sebagaimana kita tahu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi garda terdepan dalam pertahanan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam tubuh TNI Angkatan Laut sendiri ada Kopaska yang menjadi pasukan elite cukup disegani. Sebenarnya Kopaska sudah ada sejak tahun 1954, namun secara resmi didirikan pada 1962.
Tidak bisa dimungkiri bahwa Kopaska berperan penting dalam pertahanan serta keamanan negara. Tidak hanya terlibat Operasi Trikora, tetapi Kopaska juga berperan dalam misi penting lainnya. Berikut sejarah singkat Kopaska beserta tugasnya yang merdeka.com lansir dari militer.id dan sumber lainnya:
©militaryphotos.net
Komando Pasukan Katak (Kopaska) didirikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 31 Maret 1962. Satuan tempur yang dimiliki TNI Angkatan Laut ini menjadi pasukan garda terdepan dalam pertahanan Indonesia. Korps ini dibentuk untuk membantu pemerintah Indonesia dalam penyelesaian masalah Irian Barat, tepatnya saat menjelang Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat dari Belanda.
Pada saat itu, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), yang dipimpin oleh Raden Eddy Martadinata, mengadakan latihan khusus secara diam-diam dan hanya ada 12 orang yang lulus seleksi serta mengikuti pelatihan tersebut. Tak berlangsung lama, tepat pada 31 Maret 1962 di halaman kolam renang Senayan, Kopaska didirikan.
Adapun semboyan Kopaskan adalah “Tan Hana Wighna Tan Sirna”, yang memiliki arti “Tidak ada rintangan yang tidak dapat diatasi. Selain terlibat dalam Trikora, Kopaska juga berperan penting dalam operasi militer dan misi intelijen penting lainnya.
Terbentuknya Kopaska ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri/Staf Angkatan Laut Nomor Kep. M/KSAL.5401.13 pada 31 Maret 1962. Adapun tugas utama Kopaska adalah peledakan atau demosili bawah air, termasuk sabtotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh. Selain itu, ada beberapa tugas Kopaska lainnya, di antaranya:
• Mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar.
• Penghancuran instalasi bawah air
• Pengintaian
• Anti teror di laur
• Terpedo berjiwa
Apabila Kopaska sedang tidak bertugas, bisa ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP, seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Meningat tugas Kopaska cukup berbahaya, maka pelatihan saat membentuk prajurit ini juga sangat berat dan menantang.
Advertisement
Tiktok/@kopaskafanbase ©2022 Merdeka.com
Sebagai pasukan elit, prajurit Kopaska tentu harus memiliki keahlian khusus. Mulai dari menyelam, berenang, hingga bertempur di dalam air. Pendidikan sebagai seorang Kopaska akan diawali dengan indoktrinasi dan penggemblengan fisik hingga mencapai keahlian khusus menyelam dan pertempuran di dalam air. Adapun fase latihan prajurit Kopaska adalah sebagai berikut:
Pada fase latihan pertama ini, para prajurit Kopaska akan melakukan pelatihan selama 1,5 bulan. Nantinya para siswa, baik perwira, bintara, dan tamtama akan dilatih secara keras. Tenaga dan pikiran akan terkuras selama 1,5 bulan pertama masa pendidikan.
Di fase ini, para prajurit juga akan melakukan berbagai macam kegiatan, seperti renang pada malam hari, senam perahu karet, dan dayung. Bahkan, jatah tidur para siswa hanya 10 menit yang kemudian akan dilanjut dengan push up, halang rintang, pull up, dan olahraga berat lainnya.
Selain latihan fisik, otak dan pikiran juga diuji. Biasanya para siswa akan mendapat ujian lisan materi yang telah diberikan. Fungsinya, melatih otak prajurit agar mampu berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak, dalam tekanan fisik dan mental namun, tetap sadar, tidak gegabah mengambil keputusan.
Fase latihan kedua dilakukan selama 2,5 bulan dan ditambah satu bulan. Nantinya, para siswa akan mendapatkan pembinaan di kelas ditambah satu bulan praktik. Teori yang diajarkan adalah pengintaian pantai, demosili, dan sabotase.
Selain pembinaan kelas, calon prajurit tetap mendapatkan pendidikan komando, seperti perang jarak dekat, membaca peta, bertahan di dalam hutan, intelijen tempur serta beladiri tangan kosong. Tentu saja, yang terpenting dalam fase ini adalah diwajibkan untuk lari dan berenang baik di kolam maupun di laut.
[jen]Permudah Akses Wisata, Jalan Tol Tebing Tinggi-Serbelawan Ditargetkan Selesai Juli
Sekitar 32 Menit yang lalu25 Ucapan Selamat Lebaran Haji, Penuh Doa dan Harapan Baik
Sekitar 47 Menit yang laluUsut Dugaan Aliran Dana Narkoba untuk Pemilu 2024, Begini Langkah Bawaslu Sumut
Sekitar 2 Jam yang laluCiri Cowok Introvert Jatuh Cinta, Perhatikan Sikap dan Tingkah Lakunya
Sekitar 2 Jam yang lalu5 Cara Membuat Stuff Roti yang Enak dan Praktis, Cocok untuk Sarapan
Sekitar 3 Jam yang lalu29 Mei 1953: Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Berhasil Capai Puncak Everest
Sekitar 7 Jam yang lalu25 Ucapan Menjalankan Haji, Penuh Doa dan Menyentuh Hati
Sekitar 20 Jam yang laluNiat Puasa Senin Kamis untuk Kesuksesan, Lengkap Beserta Artinya
Sekitar 23 Jam yang lalu10 Tempat Wisata Murah di Medan yang Indah dan Menakjubkan, Cocok untuk Liburan
Sekitar 1 Hari yang lalu7 Resep Tumis Sayuran ala Rumahan, Enak dan Praktis
Sekitar 1 Hari yang laluDikabarkan Meninggal Dunia, Ini Perjalanan Karier Benjo Eks Teamlo di Dunia Lawak
Sekitar 1 Hari yang laluCoba Taksi di AS, Wanita Ini Kaget Tidak Ada Sopir Mobil Jalan Sendiri
Sekitar 1 Hari yang laluPakai Seragam SMA, Intip Momen Perayaan Ulang Tahun Henny Rahman Istri Alvin Faiz
Sekitar 2 Hari yang laluJenderal Bintang 1 & 2 Polri Makan Lesehan Bareng Siswa SPN, Menunya Bikin Nagih
Sekitar 1 Jam yang laluPerwira Polwan Sidak Anggota, Ada Polisi Kumisan & Jenggotan Langsung Dikorek Api
Sekitar 2 Jam yang laluPotret Jenderal Lulusan Terbaik Nostalgia Bareng Teman Lama, Kumpulnya di Saung 91
Sekitar 2 Jam yang laluViral Ibu Protes Saat Dampingi Anaknya Praktik Buat SIM
Sekitar 7 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 16 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami