Mengenal Riman, Kopiah Khas Aceh Peninggalan Zaman Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 1 April 2023 14:45 Reporter : Adrian Juliano
Mengenal Riman, Kopiah Khas Aceh Peninggalan Zaman Sultan Iskandar Muda Kopiah Riman Khas Aceh. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Kopiah atau biasa disebut peci berfungsi sebagai penutup kepala bagi kaum pria dan menjadi simbol umat muslim di Indonesia. Namun, sebagian orang mungkin tidak mengetahui bahwa terdapat kopiah khas daerah, salah satunya dari Provinsi Aceh yang bernama kopiah riman.

Penutup kepala yang satu ini lahir dan dibuat di Aceh dan menjadi salah satu kerajinan tradisional masyarakat Pidie yang terbuat dari serat pohon aren.

Konon pada dahulu kala, kopiah riman ini hanya digunakan oleh kaum bangsawan laki-laki Aceh pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda sekitar abad ke-17 atau tepatnya pada tahun 1607-1636. Maka kopiah ini disebut sebagai peninggalan zaman Sultan Iskandar Muda.

Penasaran dengan peci khas Aceh yang satu ini? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.

2 dari 5 halaman

Bernilai Tinggi

kopiah riman khas aceh
warisanbudaya.kemdikbud.go.id ©2023 Merdeka.com

Melansir dari indonesia.go.id, kopiah riman ini mempunyai 20 macam motif yang dikembangkan dalam proses pembuatannya. Dengan berbagai macam motif inilah, kerajinan kopiah riman menjadi salah satu karya seni yang mempunyai nilai estetika tinggi.

Tak mengherankan jika kerajinan tradisional yang satu ini dibanderol dengan nilai yang cukup tinggi. Biasanya, kopiah riman hanya digunakan oleh kaum laki-laki kelas menengah ke atas.

3 dari 5 halaman

Perlu Keahlian Khusus

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Desa Dayah Adat yang terletak di Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darusalam merupakan sentra pembuatan kopiah riman. Hampir setiap warga di desa tersebut mempunyai keahlian dalam membuat kerajinan kopiah riman.

Meski bentuknya yang terkesan sederhana, namun dalam proses pembuatan kopiah riman membutuhkan keahlian khusus, ketekunan, dan pastinya kesabaran. Prosesnya saja sudah memakan waktu yang lama, biasanya sekitar satu bulan.

Bahan dasar dalam membuat kopiah riman ini hanya menggunakan serat pohon aren. Di kawasan Aceh banyak sekali tumbuh pohon aren, sehingga tidak sulit untuk mencarinya.

4 dari 5 halaman

Proses Pembuatan yang Unik

Proses membuat kerajinan tradisional khas Aceh ini tak lepas dari kerja sama antara kaum laki-laki dan kaum perempuan. Kaum laki-laki bertugas mencari batang pohon yang tumbuh liar di sekitar desa. Sedangkan kaum perempuan akan melanjutkan proses pembuatannya, mulai dari para gadis hingga ibu rumah tangga.

Sebelum diolah, serat pohon aren harus dipilih terlebih dahulu. Kemudian, serat tersebut direndam dalam larutan lumpur dan daun pewarna yang sudah ditumbuk. Setelah itu, serat pohon aren dicuci kemudian dijemur.

Apabila serat pohon aren sudah kering, barulah digunakan sebagai bahan utama untuk membuat kopiah riman.

5 dari 5 halaman

Salah satu Warisan Budaya

Kopiah riman yang disebut sebagai peninggalan sejak zaman Sultan Iskandar Muda ini dulunya sempat hilang, lalu hidup kembali sejak tahun 1985. Awalnya, kerajinan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu, permintaan kopiah riman meningkat sehingga mampu mendatangkan uang.

Hingga saat ini, kopiah riman masih cukup terkenal di lapisan masyarakat Aceh. Banyak pejabat Aceh khususnya Kabupaten Pidie yang menggunakan dan mengapresiasi kerajinan tradisional yang satu ini.

Pada tahun 2014, kopiah riman telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB Indonesia) yang diajukan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh.

[adj]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini