Inspiratif, Dosen Ini Ubah Kotoran Kelelawar Jadi Pupuk untuk Bantu Petani
Merdeka.com - Awal pandemi Covid-19, sempat ramai jadi pembicaraan mengenai kelelawar yang dikaitkan dengan penyebab menyebarnya virus Corona. Hal ini membuat masyarakat mempunyai stigma negatif terhadap hewan mamalia yang satu ini.
Namun, seorang dosen sekaligus peneliti dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Safriyanto Dako, justru menyulap kotoran kelelawar menjadi pupuk organik.
Safriyanto yang juga merupakan Ketua Tim Program Pengembangan Desa Mandiri (PPDM) Desa Olibu, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo ini menilai, kotoran kelelawar bisa dijadikan sebagai bahan baku utama pupuk kompos alami yang berfungsi sebagai aktivator pupuk organik padat maupun cair.
"Kebetulan di Desa Olibu bermukim jutaan kelelawar, dengan adanya stigma bahwa kelelawar identik dengan virus Covid-19, maka orang-orang pada takut mendekat. Maka dengan begitu saya ciptakan inovasi terbarukan, yakni pembuatan pupuk organik dari kotoran kelelawar," kata Safriyanto, melansir dari Liputan6.com.
Ubah Jadi Pupuk
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Selain ingin mengubah stigma negatif dari masyarakat terhadap kelelawar, Safriyanto membuat inovasi tersebut juga untuk membantu petani di Desa Olibu.
Pasalnya, Ia melihat banyak petani yang masih kurang dalam mendapatkan pasokan pupuk. Padahal, di desa tersebut mayoritasnya berprofesi sebagai petani.
"Penduduk desa sangat sulit mendapatkan pupuk. Selain akses jalan yang cukup jauh, ketersediaan pupuk saat ini sangat terbatas bahkan sulit untuk didapatkan," ujarnya.
Hasilnya Tak Kalah Saing
Meski terbuat dari kotoran kelelawar, Safriyanto menyebut pupuknya tersebut tidak kalah bersaing dengan pupuk dari pabrik pada umumnya. Hal ini terbukti dari tanaman jagung yang menunjukkan pertumbuhan yang baik usai diberi pupuk tersebut. "Pemberian pupuk organik cair dari kotoran kelelawar ini, mampu mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman, umur berbunga dan buah yang maksimal," ungkapnya.Selain pupuk, kotoran kelelawar ini ternyata juga bisa dijadikan pakan ikan peliharaan. Pasalnya, kelelawar yang hidup di Desa Olibu itu banyak telah banyak memebrikan makan bagi ikan yang hidup di laut Teluk Tomini."Kebetulan kelelawar di desa Olibu hidup di hutan bakau, maka otomatis banyak ikan di laut yang memakan kotoran kelelawar sebagai satu kesatuan dari rantai makanan. Nah, kotoran ini juga bisa dibuat pakan ikan peliharaan. Bisa diolah dengan cara dicampur ikan-ikan kecil. Sangat bagus untuk ikan yang dipelihara di keramba laut" imbuhnya.
Berharap Bisa Bantu Petani
Dengan pupuk hasil inovasinya ini, Safriyanto berharap bisa bermanfaat dan membantu warga desa sekitar. Selain membantu warga desa setempat dalam hal kesulitan pupuk, ia juga berusaha agar kelestarian kelelawar di wilayah itu bisa terjaga."Peningkatan pengetahuan kelompok masyarakat dalam pembuatan pupuk, ini juga merupakan salah satu implementasi kegiatan konservasi kelelawar. Minimal dengan adanya inovasi ini, perburuan kelelawar yang kian masif akan sendirinya hilang," jelasnya.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gibran juga mendapat masukan dari para nelayan, yang mengeluhkan masalah penangkapan ikan terukur hingga solar.
Baca SelengkapnyaIbunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto mengingatkan, jika laut dibiarkan tercemar dan ekosistemnya rusak, maka potensi yang terkandung di dalamnya terganggu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar pun dikeluhkan kembali mengenai persoalan pupuk oleh para petani.
Baca SelengkapnyaMereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaDi selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok terdapat sebuah penemuan yang menarik telah menggemparkan para ilmuwan saat ular baru muncul di atas pohon setinggi 2 kaki.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca SelengkapnyaPerempuan inspiratif asal Palembang ini menciptakan Kitas Simbur Cahaya yang berisi undang-undang tertulis berlandaskan kearifan lokal pertama di Nusantara.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca Selengkapnya