Sambut Hari Anti Narkoba Sedunia, Katakan Kami Merdeka Berkarya Tanpa Narkoba!
Merdeka.com - Hari ini, 26 Juni 2021 diperingati sebagai Hari Anti Narkoba Sedunia. Tak ada habis-habisnya pemerintah dan berbagai organisasi masyarakat mendengungkan bahaya narkoba dan hal-hal negatif yang dibawanya. Jadi, mari ucapkan kalimat berikut dengan lantang. "Kami Merdeka Berkarya Tanpa Narkoba!"
Mungkin Anda sudah sering mendengar tentang bahaya narkoba. Namun, sampai sekarang masih banyak kasus narkoba yang menyeret pesohor hingga warga sipil. Sebenarnya apa yang menyebabkan seseorang, terutama kaum muda mudah terjebak rayuan narkotika dan obat-obatan terlarang?
Alasan Umum Seseorang Terjerat 'Rayuan' Narkoba
Berdasarkan Data Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba 2018, ada tiga alasan anak muda dengan rela memakai narkoba.
Sebanyak 64 persen pemakai atau mantan pemakai narkoba awalnya mengonsumsi narkoba karena penasaran, rasa ingin tahu dan sekadar mencoba. Meskipun sudah sering diperingatkan dampak negatifnya, kenyataannya tak sedikit pula yang menyebut penggunaan narkoba sebagai 'pengalaman luar biasa'. Tentunya ini mudah memancing rasa penasaran mereka yang belum pernah mencoba.
Alasan kedua, orang nekat mencoba konsumsi narkoba karena ingin bersenang-senang saja. Jenis narkoba seperti heroin, sabu-sabu, dan ganja memang disukai beberapa orang untuk tujuan rekreasional. Namun hal ini juga berbahaya, karena barang-barang tersebut tidak dikonsumsi dengan dosis yang tertakar. Seharusnya, kandungan seperti itu hanya boleh digunakan oleh profesional untuk tujuan medis.
Ketiga, karena terperangkap bujukan teman. Ketika emosi labil dan ada kebutuhan untuk diterima golongan tertentu, tak jarang seseorang jadi lebih rentan terbujuk godaan untuk mengonsumsi narkoba. Menurut National Institute on Drug Abuse 2020, gangguan emosi psikologis pada anak dan remaja juga meningkatkan risiko penggunaan narkoba.
Sejarah Singkat Hari Narkoba Sedunia
Menurut data World Drug Report UNODC pada tahun 2020, sekitar 269 juta orang di dunia tercatat pernah menyalahgunakan narkoba. Dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental sangat berbahaya. Karena itulah, kampanye melawan narkoba digalakkan di berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat yang beberapa negara bagiannya melegalkan ganja untuk tujuan pengobatan dan rekreasional.
Penetapan 26 Juni sebagai Hari Anti Narkoba Sedunia diketok palu oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pada 26 Juni 1988. Tanggal ini bertepatan dengan momen terungkapnya kasus perdagangan opium oleh Lin Zexu di Humen, Guangdong, Tiongkok.
Tujuan dari penetapan tanggal ini tentunya untuk meningkatkan kesadaran warga dunia tentang bahaya narkoba, sehingga kelak semua orang bisa berkata, "Kami Merdeka Berkarya Tanpa Narkoba."
Efek Merusak Narkoba, Bukan Semata-Mata Halusinasi
Sebenarnya, dampak negatif apa saja yang bisa dihadirkan narkoba? Bukan cuma hilangnya kesadaran akibat halusinasi, konsumsi narkoba secara terus-menerus menyebabkan kecanduan. Kerja jantung dan otak jadi tidak normal. Efek jangka panjangnya, narkoba bisa menekan sistem saraf pusat dan mencegah tubuh menjalankan aktivitas fungsional secara normal.
Jika sudah begini, seseorang yang kecanduan narkoba jadi tidak bisa menjalankan rutinitas harian secara normal. Jangankan beraktivitas, melawan rasa sakit yang muncul saat efek kecanduan muncul saja sudah menghabiskan energi. Bayangkan hal yang bisa dilakukan jika energi tersebut dicurahkan untuk melakukan hal positif. Misalnya belajar hal baru, mencari uang, menjalankan hobi, merencanakan masa depan, atau setidaknya membangun hubungan yang sehat dengan manusia lainnya.
Mari rayakan Hari Anti Narkoba Sedunia tahun ini dengan menegaskan penolakan terhadap segala bentuk narkoba. Jalani hidup dengan semangat positif dan katakan, "Kami Merdeka Berkarya Tanpa Narkoba!"
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konvensi ini melibatkan kerja sama antarnegara untuk menghentikan produksi opium secara ilegal.
Baca SelengkapnyaNarkoba jenis LSD itu diimpor pengedar dari Jerman.
Baca SelengkapnyaSahroni juga ingin pihak kepolisian turut mengungkap peran bandar dan pengedar di balik narkoba jenis baru ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kopda Hendrianto gugur akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Buosah, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat Daya
Baca SelengkapnyaPelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaMayjen TNI Kunto Arief Wibowo tak sengaja berjumpa dengan sosok tak terduga saat tengah berjalan santai.
Baca SelengkapnyaKejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaPeredaran narkoba begitu marak terjadi di Grobogan. Berbagai kalangan bisa menikmati barang terlarang itu.
Baca SelengkapnyaSelain di Jawa, namanya muncil dalam catatan buku harian seorang syekh di Pulau Pinang
Baca Selengkapnya