Sama Menyerang Paru-Paru, Ketahui Beda Penularan antara COVID-19 dengan TBC
Merdeka.com - COVID-19 merupakan masalah kesehatan yang menyerang paru-paru kita. Kesamaan gejala serta kondisi yang terjadi menyebabkan masalah kesehatan ini sering sulit dibedakan dengan masalah paru-paru lain termasuk tuberkulosis (TBC).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes mengatakan TBC dan COVID-19 memiliki berbagai perbedaan. Dalam webinar beberapa waktu lalu, ia menyebutkan beberapa perbedaan dua penyakit ini dimulai dari segi penularan, tindakan pencegahan, hingga pengendalian infeksi.
Dari segi penularan, TBC masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Sedangkan, COVID-19 masuk ke dalam tubuh melalui kontak pada permukaan terutama pada mata, hidung, dan mulut.
“Terkait tindakan pencegahan pada COVID-19, dilakukan karantina terhadap pasien dan isolasi terhadap kontak serta penggunaan alat pelindung diri (APD) secara luas,” ujar Wiendra.
“Sedangkan pada TBC belum ada tindakan karantina terhadap pasien maupun kontak dan penggunaan APD masih terbatas,” tambahnya.
Dalam pengendalian infeksi COVID-19 dilakukan disinfeki ruangan dan penggunaan APD lengkap. Sedangkan pada pengendalian TBC belum ada perlakuan disinfeksi ruangan serta penggunaan APD lebih sederhana.
“TBC adalah epidemi yang bergerak lambat, data triwulanan adalah keharusan di tingkat nasional. Sedangkan, COVID-19 membutuhkan pembaruan data harian dan harus dilaporkan ke Peraturan Kesehatan Internasional WHO dalam waktu 24 jam,” terangnya.
Persamaan
Selain memiliki perbedaan, keduanya juga ternyata memiliki berbagai kesamaan. Dilihat dari segi penularan, keduanya sama-sama dapat menular melalui percikan ludah. Penularannya pun bisa berasal dari orang yang tidak memiliki gejala.
Dari segi tindakan pencegahan keduanya perlu dicegah dengan penemuan kasus secara aktif melalui pelacakan. Selain itu, pemakaian masker dan identifikasi daerah dengan kasus yang tinggi juga bisa menjadi tindakan yang diambil untuk mencegah penularan kedua penyakit ini.
Persamaan lain antara COVID-19 dengan TBC terletak di pengendalian infeksinya. Pengendalian bisa dimulai dengan tindakan administratif termasuk triase pasien berdasarkan gejala pernapasan serta menyarankan pasien untuk memakai masker.
“Tindakan lingkungan berupa ventilasi dan aliran udara yang memadai dalam ruang tunggu, ruang konsultasi, area rawat inap serta penggunaan alat pelindung diri (APD), dan penggunaan etika batuk,” tandasnya.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaSetiap golongan darah memiliki risiko penyakit yang berbeda karena adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.
Baca SelengkapnyaMeskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaIstilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.
Baca SelengkapnyaSejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.
Baca Selengkapnya