Perketat Prokes, Potensi Gelombang 3 Di Indonesia Sangat Besar
Merdeka.com - Meski jumlah kasus positif harian di Indonesia menurun di bulan November, namun jangan kendor dalam penerapan protokol kesehatan. Hal ini dikarenakan potensi gelombang 3 di Indonesia masih sangat besar.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono, menilai potensi gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Tanah Air sangat besar. Penilaian tersebut berdasarkan empat hal.
Pertama, relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terlalu terburu-buru. Ini mengakibatkan mobilitas masyarakat meningkat signifikan.
Kedua, varian baru Covid-19. Hingga saat ini, Indonesia memang belum mendeteksi adanya varian Delta Plus atau AY.4.2. Namun, varian tersebut sudah terdeteksi di Singapura.
"Ketiga, surveilans kita kurang baik atau kurang bisa menangkap kasus yang sesungguhnya. Jadi kasus yang sesungguhnya mungkin dilaporkan dua hari lalu 270, sebenarnya lebih dari itu karena semua semua kabupaten dan kota mau level satu," jelasnya dalam diskusi virtual, Rabu (17/11).
Keempat, Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Menurut Tri, kerumunan yang terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru tidak bisa dibendung sehingga sangat berisiko untuk terjadinya transmisi Covid-19.
Tri memprediksi, gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi pada Januari 2022. Peningkatan kasus positif Covid-19 pada puncak gelombang ketiga ini tidak akan lebih dari 18.000 per hari.
"Mungkin kalau cakupan vaksinasi (dosis lengkap) mencapai 50 persen atau kurang dari 50 persen sedikit, mungkin gelombang ketiga akan kurang dari 5.000 (kasus positif Covid-19 per hari)," tutupnya.
Oleh karena itu, menjelang akhir tahun dan momen nataru, sebaiknya Anda beserta keluarga tetap menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hindari kerumunan, dan mengurangi aktivitas di luar rumah jika memang tidak perlu.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMeskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaSetiap golongan darah memiliki risiko penyakit yang berbeda karena adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya