Mengapa Kita Tidak Bisa Mengingat Masa Bayi Kita?
Mengingat masa lalu merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Namun kerap kita alami bahwa kita ternyata tak bisa mengingat kondisi kita saat bayi.

Mengingat masa lalu merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Namun kerap kita alami bahwa kita ternyata tak bisa mengingat kondisi kita saat bayi.

Mengapa Kita Tidak Bisa Mengingat Masa Bayi Kita?
Kondisi ingatan yang tidak bisa mengingat di masa-masa bayi ini sebenarnya merupakan hal yang normal. Dilansir dari Live Science, kondisi ini dikenal sebagai amnesia bayi.
Kenapa kita lupa akan masa kecil yang sangat dini ini? Ini bukan karena kita tidak menyimpan informasi waktu masih kecil. Lebih karena pada waktu itu, otak kita belum sepenuhnya mengatur informasi ke dalam pola saraf yang kompleks untuk dijadikan kenangan.
Walaupun kita waktu kecil bisa mengingat fakta-fakta sederhana seperti siapa orangtua kita, atau bahwa kita harus berkata "tolong" sebelum ibu memberi kita permen, kita belum memiliki "memori episodik" sampai usia sekitar 2 hingga 4 tahun.
Kenangan tentang detail-detail suatu kejadian disimpan dalam beberapa bagian otak yang berbeda-beda. Misalnya, suara disimpan di satu bagian otak, sedangkan gambaran visual disimpan di bagian lain. Ada satu bagian otak yang disebut hippocampus yang menghubungkan semua bagian-bagian ini.

Bayi mungkin tidak bisa merekam momen-momen tertentu hingga usia 2 hingga 4 tahun karena saat itulah hippocampus mulai mengaitkan semua potongan informasi. Menurut Nora Newcombe, seorang profesor psikologi, memori episodik pada anak-anak mungkin terlalu rumit saat mereka masih belajar tentang dunia sekitarnya.
Ada juga teori yang mengatakan bahwa sebenarnya kita menyimpan kenangan awal ini saat masih kecil tapi sulit untuk mengingatnya saat sudah dewasa. Sebagai contoh, sebuah studi pada tahun 2023 menemukan bahwa kenangan masa kecil yang "terlupakan" pada tikus dewasa bisa dikembalikan dengan cara merangsang bagian otak yang relevan dengan kenangan tersebut menggunakan cahaya.
Para peneliti mengeksplorasi faktor-faktor perkembangan yang bisa mempengaruhi amnesia bayi. Mereka menemukan bahwa tikus yang memiliki ciri-ciri gangguan spektrum autisme (ASD) bisa mengingat kenangan masa kecilnya.
ASD punya banyak penyebab, salah satunya aktivasi berlebihan dari sistem kekebalan ibu saat hamil. Dalam penelitian tersebut, para peneliti merangsang sistem kekebalan tikus betina saat hamil.
Kekebalan yang diaktifkan ini membantu mencegah hilangnya kenangan awal pada anak tikus ini dengan memengaruhi ukuran dan kelenturan sel-sel memori spesifik di otak mereka. Ketika sel-sel ini distimulasi pada tikus dewasa tanpa ASD, kenangan yang terlupakan bisa dikembalikan.
Meskipun penelitian ini dilakukan pada tikus dan belum dikaji pada manusia, ini bisa berpengaruh besar dalam memahami bagaimana ingatan dan lupa terjadi pada masa perkembangan anak, terutama dalam konteks autisme.

