Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dibutuhkan Waktu Sekitar 6 Bulan untuk Menyiapkan Vaksin Virus Corona

Dibutuhkan Waktu Sekitar 6 Bulan untuk Menyiapkan Vaksin Virus Corona diagnosis - vaksinasi. rnw.nl

Merdeka.com - Belum adanya keberadaan vaksin yang tepat untuk menangai virus corona merupakan salah satu hal yang menjadi kepedulian bagi banyak orang. Diperkirakan dibutuhkan sekitar d bulan sebelum vaksin ini siap.

Seluruh dunia tengah menantikan vaksin virus corona baru atau yang dikenal sebagai 2019-nCOV dalam waktu enam bulan ke depan. Saat ini, Universitas Queensland (UQ) Australia mengembangkan vaksin menggunakan teknologi baru.

Bekerja sama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), Wakil Rektor dan Presiden UQ, Peter Høj AC, menyampaikan, wabah virus corona Wuhan merupakan tantangan yang signifikan bagi masyarakat internasional.

"Ada banyak yang masih belum diketahui mengenai seberapa mudah virus corona dapat ditularkan antar manusia. Bersama CEPI, Universitas Queensland menggunakan teknologi (pembuatan) vaksin untuk menangani tantangan kesehatan global ini," tutur Peter melalui keterangan resmi di laman The University of Queensland Australia.

Head of University's School of Chemistry and Molecular Biosciences, Paul Young menambahkan, Universitas Queensland punya teknologi baru untuk membuat vaksin baru secara cepat berdasarkan pengetahuan informasi urutan genetik virus.

"Kami berharap mengembangkan vaksin virus corona selama enam bulan ke depan, sehingga dapat digunakan untuk membantu mengatasi wabah ini," lanjutnya.

Teknologi Penjepit Molekuler

Menurut School of Chemistry and Molecular Biosciences and Australian Institute for Bioengineering and Nanotechnology, Keith Chappell, setelah vaksin virus corona baru selesai akan diberikan kepada sumber pertama penyebaran virus, yakni di Wuhan.

Vaksin ini akan didistribusikan kepada responden pertama untuk membantu menahan virus agar tidak menyebar ke seluruh dunia, tegas Keith.

Kunci pengembangan cepat dari vaksin potensial virus corona berupa teknologi penjepit molekuler (molecular clamp).

Teknologi ditemukan oleh para ilmuwan UQ dan dipatenkan oleh UniQuest.

"Teknologi penjepit molekuler Universitas Queensland memberikan stabilitas pada protein virus, yang termasuk target utama untuk (membentuk) pertahanan kekebalan tubuh kita," Keith menerangkan.

"Penjepit molekuler telah dirancang sebagai pendekatan platform untuk menghasilkan vaksin terhadap berbagai virus manusia dan hewan. Upaya ini menunjukkan hasil yang menjanjikan di laboratorium yang menargetkan virus seperti influenza, Ebola, Nipah, dan MERS coronavirus."

Respons Antibodi

Mengingat penyebaran global yang cepat dari virus nCoV-2019, CEPI merespon cepat pengembangan vaksin.

"Tidak ada jaminan kesuksesan, tetapi kami berharap pekerjaan ini dapat memberikan langkah maju dalam mengembangkan vaksin untuk penyakit pneumonia Wuhan," terang CEO CEPI Richard Hatchett pada laman resmi CEPI.

"Kami membawa patogen baru dari urutan gen ke pengujian klinis dalam 16 minggu ke depan (enam bulan)," sambungnya.

Salah satu pendekatan desain vaksin 2019-nCOV adalah mensintesis protein sehingga mereka memperoleh respons imun, khususnya antibodi, yang dapat membunuh virus.

Sayangnya, respons imun tidak selalu menghasilkan antibodi yang secara efisien menekan virus.

Oleh karena itu, University of Queensland mengembangkan suatu proses yang dapat mensintesis protein permukaan ini sambil "menjepit" sehingga membuat lebih mudah bagi sistem kekebalan mengenali permukaan virus. Antigen sintetis dapat dimurnikan dan diproduksi dengan cepat menjadi vaksin, dalam waktu 16 minggu sejak identifikasi patogen.

Vaksin yang tepat dalam menghadapi virus corona ini tentu merupakan hal yang sangat ditunggu dan dibutuhkan. Oleh karena itu, keberadaan vaksi ini cukup penting agar muncul dengan segera.

Reporter: Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Unggahan Viral Bayi Usia 2 Hari di Klaten Meninggal Usai Dipijit Neneknya
Cerita di Balik Unggahan Viral Bayi Usia 2 Hari di Klaten Meninggal Usai Dipijit Neneknya

Peristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya