Teror-teror yang dialami Soerya Respationo jelang Pilgub Kepri
Merdeka.com - Pilgub Kepuluan Riau tinggal menghitung hari. Namun pasangan nomor urut dua, Soerya Respationo dan Ansar Ahmad hingga kini terus mendapat teror. Teror-teror itu dilakukan oleh orang-orang tak dikenal.
Dalam pengakuannya, Soerya Respationo mengaku teror itu pernah ditujukan kepada dirinya hingga kepada tim suksesnya. Meski demikian Soerya tidak ingin menuduh siapa dalang dan orang melakukan teror dan ancaman itu.
Soerya hanya berharap polisi segera menangkap pelaku agar teror tidak lagi dia terima. Hal in karena teror tersebut bisa mengganggu jalan Pilgub Kepulauan Riau yang akan digelar pada 9 Desember mendatang.
Berikut teror-teror yang diterima Cagub Soerya:
Posko pemenangan Soerya dikirimi bom molotov
Benda mencurigakan ditemukan di posko pemenangan pasangan peserta Pilgub Kepri Soerya Respationo dan Ansar Ahmad (SAH) yang berlokasi di kawasan Batam Centre, Selasa (1/12) dini hari. Benda mencurigakan diduga bom molotov tersebut berupa empat botol dengan sejumlah elemen yang terbungkus tas plastik."Bukan bom molotov, tapi itu ada empat botol minuman Pulpy Orange terlilit dengan sumbu kompor, dan ada elemen yang lainnya berbentuk cair," kata Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono kepadamerdeka.com, Jumat (4/12).Polisi hingga kini masih mendalami dan belum bisa memastikan jenis benda mencurigakan tersebut. "Itu kan bungkusan ditemukan oleh sekuriti agak malam, kemudian dilaporkan ke polisi. Setelah itu datang tim Gegana," terang Hartono.Berdasarkan informasi yang dihimpun, benda mencurigakan tersebut awalnya ditemukan oleh sekuriti bernama Heru. Dia mengira tas plastik berwarna hitam tersebut sampah. Tetapi saat diambil dan akan dibuang, ternyata isinya botol diduga berisi bensin yang dilengkapi dengan sumbu. Dia lantas melapor ke polisi.
Soerya terima ancaman pembunuhan
Pemilihan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) berjalan panas. Calon gubernur Soerya Respationo yang berpasangan dengan Ansar Ahmad (SAH) pernah mendapat teror pembunuhan dari orang yang tak dikenal melalui SMS."Ya memang benar, itu karena SMS masuk ke nomor beliau. Kalau (ancaman) menghabisi baru sekali," kata ketua tim sukses pasangan SAH, Saproni kepada merdeka.com, Jumat (4/12).Tetapi Saproni belum mengetahui lengkap ancaman pembunuhan tersebut. Meski pasangan SAH sudah sering mendapat serangan kampanye hitam. Kubu SAH telah melaporkan ancaman pembunuhan beserta barang bukti kepada polisi.
Mobil tim sukses dihacurkan
Pasangan calon gubernur Kepri, Soerya Respationo dan Ansar Ahmad (SAH) kembali mendapat teror. Setelah sebelumnya diancam akan dibunuh dan posko pemenangannya diteror bom molotov, kini teror juga kembali terjadi.Mobil ketua tim pemenangan Kepri Soerya Respationo dan Ansar Ahmad (SAH) dirusak orang tak dikenal malam tadi. "Semalam mobil ketua tim pemenangan saya dihancurkan orang tak dikenal," ujar Soerya Respationo kepada merdeka.com, Sabtu (5/12).Mobil tersebut diparkir di depan rumah dan dirusak beberapa orang. Saat pemiliknya keluar, orang-orang yang merusak langsung kabur. "Kita sudah laporkan ini ke pihak berwajib. Ini teror tetapi saya tidak mau menuduh. Yang jelas cara kerjanya sangat rapi," ujarnya.
Nomor HP Soerya dikloning
Calon Gubernur Kepri, Soerya Respationo mengaku sering mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan jelang pelaksanaan Pilgub. Soerya mengaku nomor pribadinya pernah dikloning oleh pihak tertentu."Pernah juga nomor saya ada kloning dan tiba-tiba mengirimkan SMS yang merugikan saya," ujar Soerya Respationo kepadamerdeka.com, Sabtu (5/12).Tidak ada hanya itu, banyak selebaran-selebaran berisi fitnah yang kerap disebar di rumah-rumah ibadah yang isinya sangat menyudutkannya. "Banyak selebaran fitnah dan sebagainya yang disebar. Da selebaran gelap itu banyak sekali," ujarnya.Soerya tidak mau menuduh siapa dalang di balik semua teror yang menimpanya. Namun dia berharap petugas kepolisian segera bisa mengungkap pelaku teror ini."Kerjaan (teror) sangat rapi. Dan saya kita tidak mau menuduh siapa pelakunya. Yang jelas kita minta aparat kepolisian untuk mengusut ini," imbuhnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
M, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaSetelah melakukan perbuatan asusila tersebut, tersangka kembali membujuk korban untuk menginap di rumahnya.
Baca SelengkapnyaBerikut tiga sosok menantu para Jenderal aktif di Polri dan suaminya sama-sama perwira Polisi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus ini berawal dari laporan korban yang menjalin hubungan dan karena ada masalah minta putus.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula saat pelaku Sovianyanto (22) menghampiri rumah kost teman perempuannya.
Baca SelengkapnyaBegini jadinya seorang penjahat kasus kejahatan serius disuapi polisi usai ditembak kakinya.
Baca SelengkapnyaDi Kota Palu, dikabarkan Densus 88 Antiteror mengamankan tiga orang terduga teroris.
Baca SelengkapnyaKorban digendong beberapa pria berpakaian seragam taruna.
Baca SelengkapnyaSebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca Selengkapnya