Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Jokowi pasca Pilkada naik
Merdeka.com - Elektabilitas capres petahana Joko Widodo mengalami kenaikan pasca Pilkada Serentak 2018. Dalam survei LSI Denny JA bulan Juli, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu naik menjadi 49,30 persen dari 46 persen pada bulan Mei.
"Ada tren kenaikan elektabilitas Jokowi sebagai petahana pasca pilkada, namun sebagai petahana masih di bawah 50 persen tidak terlalu baik," ujar peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat memaparkan hasil survei di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/7).
Survei nasional dilaksanakan setelah pergelaran Pilkada Serentak 27 Juni 2018, dari 28 Juni sampai 5 Juli. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan responden 1.200 orang. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei ini juga dilengkapi dengan focus group discussion, analisis media dan wawancara mendalam.
Adjie menuturkan kenaikan elektabilitas tersebut tidak begitu dipengaruhi hasil Pilkada. Meski, calon gubernur terpilih di wilayah Jawa terafiliasi dengan Jokowi. Menurutnya, kenaikan itu tak lain berkat persepsi terhadap kinerja semata.
"Memang ada sejumlah daerah yang istilahnya calon Jokowi menang dan itu daerah besar jabar jateng jatim namun kalau kita lihat terhadap elektoral Jokowi sebetulnya ada impact-nya tapi tidak terlalu signifikan," jelas Adjie.
Kenaikan elektabilitas tersebut pun belum aman bagi Jokowi lantaran baru mengantongi elektabilitas di bawah 50 persen. Adjie menjelaskan mengapa lonjakan tersebut tidak terlalu besar karena masyarakat masih memiliki persepsi kurang dalam isu ekonomi.
"Isu ekonomi publik tidak terlalu puas dalam bidang ekonomi, dalam infrastruktur memang oke, tapi tidak berdampak langsung. Yang diinginkan publik hal mendasar seperti sembako, masyarakat merasakan lebih sulit. Kedua lapangan kerja, persepsi publik kepada Jokowi rendah. Isu ini mengapa elektabilitas tidak signifikan naik," jelasnya.
Sementara, elektabilitas lawan Jokowi cenderung stagnan. LSI Denny JA menggabungkan elektabilitas calon lawan Jokowi. Pada bulan Mei elektabilitas gabungan itu 44,70 persen. Pada bulan Juli hanya naik menjadi 45,20 persen.
"Elektabilitas lawan jokowi cenderung stagnan. Ini gabungan calon penantang Jokowi yang kita kumpulkan ada Prabowo, Anies, AHY, Muhaimin dan nama lain kita uji dan hasil kita kumpulkan," kata Adjie.
Temuan lainnya, pemilih yang menentukan pilihannya cenderung menurun. Pada bulan Mei jumlah pemilih yang belum menentukan sebanyak 9,30 persen. Pada Juli turun menjadi 5,50 persen.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca Selengkapnya80 persen pemilih puas atas kinerja Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor pendorongnya adalah penampilan Gibran dalam debat cawapres.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaDalam hasil survei terbaru ini, elektabilitas Gerindra mencapai 19,5 persen. Sedangkan, PDIP meraih angka 19,3 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaHasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca SelengkapnyaElektabiltas terbaru versi LSI Denny JA, Prabowo-Gibran 46,6 persen, Ganjar-Mahfud 24,8 persen dan Anies-Cak Imin 22,8 persen.
Baca Selengkapnya