PPP ikut wacanakan Jenderal Gatot jadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019
Merdeka.com - Sekretaris Jendral Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan, Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo sudah masuk dalam radar untuk diusung dalam Pilpres 2019 mendatang. Hal itu muncul dari aspirasi kader PPP saat melakukan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) bulan Juli lalu.
"Pada saat Mukernas PPP bulan Juli di Ancol itu, ketika Gatot presentasi, banyak usulan sesaat atau aspirasi sesaat yang menginginkan agar Pak Gatot menjadi Cawapres berdampingan dengan Pak Jokowi. Itu sempat memang mengemuka," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (9/10).
Menurutnya, sosok Gatot adalah seorang yang dekat dengan kelompok Islam dan juga nasionalis. Sehingga kata Arsul, PPP menganggap akan serasi jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) disandingkan dengan Gatot di Pilpres tahun 2019.
"Kalau sekarang Pak Gatot itu diidentifikasi dekat dengan kelompok Islam, religius nasionalis, kalau Pak Jokowi nasionalis religius, nah itu dianggap klop gitu. Belum civil militer," ungkapnya.
Arsul menegaskan, kader PPP tidak merasa keberatan dengan nama Gatot yang berencana disandingkan dengan Jokowi. Namun dia menyerahkan putusan sepenuhnya pada Jokowi.
"Kalau terhadap Pak Gatot sejauh ini tidak ada yang keberatan. Tapi tentu berpulang kepada Pak Jokowi lah nanti," ucapnya.
Di lain hal, anggota Komisi III DPR ini juga menuturkan bahwa PPP akan selalu terbuka jika Jendral Gatot ingin masuk dunia politik melalui partai berlambang kabah. Karena PPP membutuhkan seorang yang berkompetensi untuk berbicara isu pertahanan, khususnya di DPR.
"PPP itu kan juga secara prinsip partai terbuka. Saat ini bahkan PPP itu sudah dan terus mendekati beberapa purnawirawan TNI berbintang kemudian juga Polri untuk masuk. Karena apa? Karena kami juga butuh, misalnya untuk DPR yang akan datang misalnya berasal dari TNI, agar kalau kita bicara isu-isu pertahanan itu lebih mumpuni," tuturnya.
Sebelumnya, Partai Nasional Demokrat (NasDem) sudah ambil ancang-ancang untuk pemilihan presiden 2019 nanti. Mereka menyodorkan nama Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmatyo untuk diduetkan dengan Joko Widodo.
Anggota Dewan Pakar NasDem, Teuku Taufiqulhadi mengatakan, jika bicara pencalonan presiden tentu mempertimbangkan faktor Jawa dan luar Jawa. Ditambah keberagaman dan banyaknya pulau-pulau dengan mayoritas 60 persen di Jawa, membuat sipil memerlukan pendamping dengan latar belakang militer.
"Dalam pemahaman saya maka Pak Nurmatyo akan mampu bekerja dengan baik dengan Pak Jokowi," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (24/7).
Selain kinerja, Taufiqulhadi juga menilai sosok jebolan Akademi Militer 1982 itu cukup dikenal masyarakat. Hal ini yang membuat Gatot memiliki nilai plus dibanding jenderal TNI lainnya.
"Sejauh ini kami lihat perhatian rakyat pada Pak Nurmantyo cukup besar. Kita belum bicara elektabilitas," tuturnya.
Wacana ini, kata Taufiqulhadi, dalam waktu dekat akan disampaikan ke Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Presiden Joko Widodo. "Betul akan disampaikan. Pokoknya berjenjang kita selesaikan," tandasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar menilai Presiden Jokowi akan memilih pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka.
Baca SelengkapnyaTerkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden
Baca SelengkapnyaIwan berujar pasangan Capres nomor urut 3 itu diyakini bisa membawa aspirasi para petani kala memimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menilai Jokowi dan Ganjar memiliki karakteristik sama dengan menyapa langsung masyarakat yaitu blusukan.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, bahwa hal itu adalah urusan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
Baca Selengkapnya