Pernyataan Tsamara dinilai tak ganggu hubungan Indonesia dan Rusia
Merdeka.com - Wakil Sekretaris Jenderal partai Gerindra, Sudaryono mengatakan, kritik Ketua DPP PSI Tsamara Amany Alatas terhadap Rusia dan kepemimpinan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat merusak hubungan antara Indonesia dengan Rusia. Bahkan dia sempat meminta Kementerian Luar Negeri untuk menegur Tsamara.
Namun, Peneliti Indonesian Watch for Democracy Abi Rekso mengatakan, langkah yang disarankan oleh Sudaryono terlalu jauh. Pasalnya, tidak ada permasalahan terjadi antara Indonesia dan Rusia akibat pernyataan Tsamara.
"Bukankah dari pernyataan itu, terbaca oleh kita, cara pandang yang konyol. Meminta Kemlu RI, agar warga negara Indonesia meminta maaf adalah konyol dan kekanak-kanakan" katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/4).
Dia menegaskan, tugas Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia adalah menjaga hubungan diplomatik secara bilateral, regional, multilateral dan Internasional. Selain itu, juga melakukan perlindungan hak warga negara Indonesia di luar negeri.
Terkait respon RBTH Indonesia kepada Tsamara, Abi menilai, merupakan hal biasa. Dia mengungkapkan, sebuah hubungan diplomatik tidak akan semudah itu renggang. Lebih-lebih TNI dan Militer Rusia punya kerjasama pelatihan dan teknologi militer.
"Saya pastikan Sudaryono tidak punya buku karya ibu Miriam Budiarjo (Pengantar Ilmu Politik). Biasanya mahasiswa semester satu menyebut nya, buku biru" tutupnya.
Sebelumnya, PSI mengundang Dubes Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva ke kantor DPP PSI di Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Ini terkait media Rusia berbahasa Indonesia, Russia Beyond yang menyebut pengetahuan Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amani sangat dangkal.
"Kami mengundang Yang Mulia untuk berdiskusi tentang perkembangan terakhir, terutama terkait polemik menyusul pernyataan Ketua DPP PSI Tsamara Amany tentang Presiden Vladimir Putin," kata Ketua Umum PSI, Grace Natalie, dalam siaran persnya, Senin (9/11).
Surat undangan itu sudah disampaikan ke Kedutaan Besar Rusia pada Senin 9 April 2018 pagi dan surat telah diterima staf kedutaan. Dalam surat undangan, pertemuan dijadwalkan digelar pada Rabu 11 April 2018 mulai pukul 11.00 WIB.
"Kami sangat berharap Yang Mulia bisa memenuhi undangan kami. Semoga pembicaraan yang terjadi bisa menjernihkan persoalan," lanjut Grace.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik geopolitik di Timur Tengah sejauh ini tidak berpengaruh pada stabilitas keamanan di Indonesia
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaJokowi Tanggapi Putusan MK: Tuduhan Kepada Pemerintah Tidak Terbukti
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Kalau misalkan diperintahkan, saya sebagai mantan prajurit saya siaplah apapun," kata Dudung
Baca SelengkapnyaPemerintah Jepang tengah memantau kerusakan akibat bencana ini dan meminta warga bersiap menghadapi kemungkinan gempa susulan.
Baca Selengkapnya"Saya ingin menyampaikan ucapan terima masih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran TNI dan Polri yang telah menjamin keamanan," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaHarapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaSetiap tugas yang diberikan oleh negara harus dijaga dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Baca Selengkapnya