Omnibus Law Simpang Siur, PKS Kritik Sikap Tertutup Pemerintah
Merdeka.com - Politisi PKS Mardani Ali Sera mengkritik sikap pemerintah yang lambat dan tertutup dalam penyusunan RUU Cipta Lapangan Kerja. Sebab hal tersebut malah menimbulkan kesimpangsiuran informasi di tengah masyarakat.
"Yang pertama, ini kekacauan terjadi karena Pemerintah lambat untuk menyerahkan konsep omnibus law padahal ini sudah lama sekali digadang-gadang," kata dia, saat ditemui, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (22/1).
Beberapa informasi terkait pasal RUU tersebut yang beredar, seperti Mendagri yang memecat kepala daerah, kata Mardani, disebabkan sikap pemerintah yang lamban itu.
"Apresiasi Bu Puan (Ketua DPR Puan Maharani) yang menghentikan berbagai macam kesimpangsiuran karena dengan ketegasan Bu Puan apa yang akan berlaku bahwa ini Perda Syariah, Halal segala macam belum bisa dibahas karena belum ada omnibus law-nya. Jangan-jangan itu penyesatan informasi," ungkapnya.
"Ketika Pemerintah lambat menyikapi ini sebetulnya menjadi satu pelajaran bersama bahwa dalam konteks sekarang, informasi berkembang cepat sekali termasuk yang hoaks. Ketika Pemerintah lambat saya khawatir yang terjadi kita sibuk menangkal hoaks. Kita tidak proaktif, tapi reaktif. Itu rugi. Modal sosial kita rugi," imbuh Mardani.
Anggota Komisi II DPR ini pun menilai sangat wajar jika sejumlah pihak berpandangan bahwa pemerintah tertutup dalam penyusunan RUU Cipta Lapangan Kerja. Dia pun sepakat dengan pandangan itu.
"Karena memang menurut saya, Pemerintah tidak terbuka. Harusnya segera dibuka. Ini kan bukan suatu yang bisa ditutupi. Enak kan prosesnya transparan. Karena kalau tidak nanti Pemerintah nanti rugi sendiri," tegas dia.
Terkait informasi yang simpang siur soal isi RUU tersebut, dia meminta agar segera ditanggulangi. Perlu diselidiki lebih dalam dari mana kebocoran informasi tersebut.
"Ketika jangan-jangan, saya agak khawatir ini bagian dari upaya untuk merusak tatanan negara kita. Jadi yang ada bukannya konten yang sebenarnya, tapi dikirim berita-berita hoaks dan kita sibuk dengan berita hoaks kan," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Jamin Revisi Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja Jika jadi Presiden 2024
Anies Baswedan memastikan bakal merevisi Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Baca SelengkapnyaPerludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaJanji Cawapres Cak Imin Depan Buruh Akan Revisi UU Omnibus Law
Ketua umum PKB ini mengungkap alasan mengapa dulu menyetujui UU Cipta Kerja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar akan Evaluasi Omnibus Law Cipta Kerja
Keluhan dan ketidaknyamanan para buruh, harus diakomodir melalui ruang musyawarah.
Baca SelengkapnyaKritik Pemerintahan Jokowi, UII Keluarkan 'Indonesia Darurat Kenegarawanan'
Perkembangan politik nasional kian menunjukkan tanpa rasa malu.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaPSI: Lanjutkan Sirekap, tapi Penyempurnaan Harus Dilakukan
Sirekap penting sebagai wujud keterbukaan informasi pada masyarakat.
Baca SelengkapnyaLonjakan Suara PSI Capai 3,13 Persen Dinilai Tak Masuk Akal
Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis
Baca SelengkapnyaRefleksi Akhir Tahun 2023, Fraksi PKB Soroti UU Ciptaker dan IKN Terkesan Dibahas Terburu-buru
Ketua Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal mencatat capaian yang produktif dalam bidang legislasi dengan menyelesaikan sebanyak 21 rancangan undang-undang
Baca Selengkapnya