Menkum HAM ungkap kasus seperti Arcandra juga terjadi di era SBY
Merdeka.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menegaskan, kehilangan kewarganegaraan seseorang harus didasari dengan berita acara. Sehingga, menurut dia, seseorang yang memiliki kewarganegaraan ganda seperti Arcandra Tahar, tak otomatis hilang status WNI sebelum masuk berita acara yang diteken Menkum HAM.
"Saya katakan benar bahwa yang bersangkutan (Arcandra) sudah kehilangan secara materil substansif, tapi belum kita ikuti dengan tindakan pencabutan formal," kata Yasonna dalam sebuah diskusi di kantornya Kemenkum HAM, Jakarta, Rabu (14/9).
Politisi PDIP ini pun menjadi serba salah jika hendak mengembalikan status Arcandra menjadi WNI. Sebab, dalam aturan harus minimal lima tahun di Indonesia sebelum dinaturalisasi.
"Kami betul-betul mencerna secara cermat, hati-hati, berdasarkan hukum. Tentang kewarganegaraan. Kita periksa ternyata sudah hilang kewarganegaraan aslinya. Kalau kita teruskan, dia stateless. Secara hukum sudah selesai," kata Yasonna.
Dalam kesempatan ini, Yasonna mengungkap banyak terjadi kasus serupa seperti Arcandra, bahkan di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat Kemenkum HAM dipimpin Amir Syamsuddin. Yasonna juga mengatakan, banyak orang Indonesia yang ingin kembali ke tanah air namun terbentur persoalan aturan.
"Peristiwa Soebardjo Notomenduro sama kasusnya. Jadi Pak Amir Syamsuddin memberikan penegasan kewarganegaraan. Dia lepaskan kewarganegaraan Romanianya, secara materiil dia bukan warga negara Indonesia. Karena alasan kemanusiaan supaya jangan stateless dia diberikan itu," kata Yasonna.
"Jadi peristiwa Arcandra Tahar bukan peristiwa yang baru pertama dilakukan. Tidak. Ini kan menjadi masalah karena ada politiknya saja," imbuhnya.
Yasonna mengatakan, banyak WNI yang ada di luar negeri dikirimkan menjadi ahli-ahli untuk nantinya kembali ke Indonesia untuk membangun bangsa ini zaman Bung Karno. Tetapi, kata dia, karena peristiwa politik '65, mereka dituduh sebagai kaki tangan PKI sehingga dilarang masuk Indonesia.
"Nah enggak bisa masuk ke Indonesia, akhirnya mereka memilih ada yang menjadi warga negara Rumania, Polandia, ada yang Kuba, banyaklah. Sebenarnya mereka ini ingin kembali ke Indonesia. Saya sudah bertemu dengan beberapa, sangat ingin meninggal di Indonesia. Tapi ini kendala kalau masuk gimana?" tutur dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaPada kesempatan itu juga, Kasad memberikan pesan kepada para prajurit agar tidak hidup bermewah-mewah.
Baca SelengkapnyaIstrinya meninggal 3 minggu sebelum dikukuhkan, ini momen haru pengukuhan guru besar pasangan suami istri di UMM.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muhyani tidak pernah terbayang dan sangat terpukul saat harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaJaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaAksi berani ditunjukkan seorang emak-emak bernama Eni (54). Dia mengejar dua penjambret handphonenya hingga salah seorang di antara mereka tertangkap.
Baca SelengkapnyaSimak transformasi Tukul Arwana yang makin membaik usai alami pendarahan otak!
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca Selengkapnya