Membongkar Potensi Kerumitan Tiga Bakal Capres Pilihan NasDem
Merdeka.com - Pengamat Politik Adi Prayitno memandang keputusan Partai Nasional Demokrat (NasDem) menetapkan tiga bakal calon presiden (Capres) sebagai langkah awal, untuk memperlihatkan kelayakan sebagai poros politik di Pemilu 2024.
Selain itu, Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyebut dengan mengusung bakal Capres lebih awal, NasDem juga akan mendapatkan coat-tail effect dari nama-nama yang diusung.
"Ini kan taktik elektoral ya terlepas pada pembicaraan yang normatif, ini partai yang terbuka, partai yang inklusif. Tapi berbicara Pemilu tentu NasDem punya kepentingan," kata Adi, Sabtu (18/6).
Selain nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, terdapat dua nama lainnya masuk dalam daftar yang menjadi rekomendasi Partai NasDem, yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Dengan mengusung tiga namanya ini kan secara perlahan tentu harapan terbesarnya NasDem itu bisa terasosiasi dengan para pendukung Anies, terasosiasi dengan pendukung Ganjar, terasosiasi dengan pendukung Andhika," ungkapnya.
Menurut Adi, usai terpilihnya tiga nama ini, semua proses ke depan sangat tergantung pada cara NasDem meyakinkan partai politik yang lain untuk mau berkoalisi. Adi menilai setiap nama punya kerumitan masing-masing.
Anies kata dia, punya satu variabel yang akan sedikit memberatkan karena selalu digambarkan sebagai figur yang dihadap-hadapkan dengan pemerintah.
"Kok rasa-rasanya partai koalisinya pemerintah saat ini ya agak nahan diri juga, terus untuk mendalami Anies sebagai bagian dari kandidat mereka. Ini kan tentu untuk menjaga hubungan baik PDIP dengan Istana tentunya ya," jelas dia.
Sementara untuk Ganjar, Adi berpendapat tidak mudah bagi Gubernur Jawa Tengah tersebut untuk meninggalkan PDIP. Begitu pun dengan Andhika Prakasa yang menurutnya belum punya elektabilitas yang setara dibandingkan dengan dua nama tersebut.
"Kalau dukung Ganjar problemnya pasti berbentur dengan PDIP. Ganjar ini apapun tujuannya PDIP bukan NasDem. Dan akhirnya kalau yang diusung itu Andhika Perkasa pertanyaannya adalah Andhika kan memang potensial lah tapi kan elektabilitasnya kan masih inikan dari nama-nama lain," kata Adi.
Adi menyatakan meskipun sudah ada tiga nama yang dimunculkan NasDem, tidak semerta-merta dapat membuat parpol lain tertarik untuk segera berkoalisi. Dia mengatakan akan banyak hal-hal yang menjadi pertimbangan parpol lain.
"Tidak akan otomatis membuat partai lain merasa tertarik untuk segera bergabung, pasti banyak pertimbangan. Ya buktinya di tengah NasDem Rakernas umum kandidat calon, tiga partai politik justru ingin mengumumkan koalisi tuh, yang pacaran diam-diam PKB, PKS, sama Demokrat. Artinya kan tidak terlampau tertarik kan begitu," jelas dia.
Reporter: Winda Nelfira
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Surya Paloh juga mengucapkan selamat kepada Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang meraih surat terbanyak pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTaufik mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan kemampuan mengatasi permasalahan bangsa.
Baca SelengkapnyaDua pimpinan partai tersebut yakni Prabowo Subianto dan Surya Paloh sudah melakukan pertemuan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Surya Paloh mengatakan NasDem telah menerima hasil rekapitulasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaNasDem juga menolak pemilihan Gubernur DKI dilakukan oleh Presiden.
Baca SelengkapnyaDia pun mengusulkan, agar ada perjanjian dengan partai politik pengusung Ganjar-Mahfud terutama PDIP.
Baca SelengkapnyaPrabowo sudah melakukan pertemuan dengan Partai NasDem dan PKB yang sebelumnya mengusung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPAN yakin Prabowo Subianto bijak dalam menyusun kabinetnya.
Baca SelengkapnyaPatung Presiden Joko Widodo masih berdiri tegak di ruangan Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
Baca Selengkapnya