Kinerja Dipuji Jokowi, Hadi Tjahjanto Dinilai Jadi Sosok Diperhitungkan Sebagai Cawapres
Modal sudah dikantongi Hadi Tjahjanto, kini hanya perlu melakukan komunikasi dengan partai politik.
Modal sudah dikantongi Hadi Tjahjanto, kini hanya perlu melakukan komunikasi dengan partai politik.
Pengamat politik Citra Institute, Efriza menilai, kinerja Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto yang baik bisa menjadi modal politik untuk dipertimbangkan menjadi kandidat calon wakil presiden. Terlebih, apresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Hadi luar biasa.
"Apresiasi Jokowi terhadap Hadi ini luar biasa. Kecepatan ia menyelesaikan proses sertifikasi tanah dengan kuantitas jumlah yang diatas rata-rata yang disebut oleh Presiden Jokowi menunjukkan kecakapan dirinya dalam bidang pekerjaannya," kata Efriza kepada wartawan, Sabtu (16/9).
Menurut Efriza, apresiasi Jokowi terhadap Hadi bisa menjadi dorongan secara modal politik bagi mantan Panglima TNI itu.
Dia berkata, PDIP pun telah menjelaskan bahwa terbuka dengan nama-nama baru dan sosok kejutan seperti layaknya Maruf Amin.
"Peluang ini yang harus dirawat oleh Hadi, jika ingin memperoleh tiket sebagai cawapres. Ia sosok yang diperhitungkan dari rekam kerjanya," ucapnya.
Efriza mengatakan, peluang Hadi diperhitungkan bisa terjadi dari isu yang menarik perhatian besar masyarakat dan keberlanjutan program kerja pemerintah. Kedua hal ini, kata dia, bisa menjadi modal bagi Hadi karena keberlanjutan program pemerintah yang dianggap sukses.
"Adalah mengenai persoalan tanah dan sertifikasi, perhatian masyarakat juga saat ini terhadap sertifikasi tanah," ungkap Efriza.
Peluang Hadi dipilih sebagai cawapres untuk Ganjar Pranowo masih tinggi ketimbang Prabowo Subianto. Alasannya, Gerindra mengedepankan unsur NU untuk pendanpingi menjadi cawapres.
"Peluangnya masih tinggi dikubu PDIP yang sering ada kejutan, ketimbang di Gerindra, sebab Gerindra terlihat sekali masih mengepankan unsur NU untuk memperkuat suara di Jawa Timur, artinya peluangnya ada tapi menipis," tuturnya.
Efriza menilai, dukungan politik dan apresiasi dari Jokowi memungkinkan sosok Hadi amat diperhitungkan. Maka, langkah selanjutnya Hadi harus mencoba membangun kekuatan dengan masyarakat sipil, dan menjajaki dengan partai-partai politik, agar namanya bisa mengapung dan diperhitungkan.
"Saat ini secara rekam jejak karir yang gemilang sudah dipunyai Hadi, apresiasi oleh Jokowi secara kinerja juga sudah didapatkan tinggal bagaimana ia membangun hubungan kerjasama dan komunikasi dengan partai-partai politik," tutupnya.
Jokowi memuji kinerja Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto. Menurutnya, Hadi bisa menyelesaikan masalah pembebasan lahan meski sedang tersenyum.
Jokowi mengatakan, latar belakang Hadi yang merupakan mantan Panglima TN mempermudah proses pembebasan lahan. Dia berkata, semua persoalan lahan selesai di tangan Hadi.
"Tetapi karena Menteri BPN-nya mantan Panglima TNI itu memudahkan. Memudahkan. Ke bawah, Pak Hadi ini kalau ke bawah ada persoalan lahan senyum gitu aja rampung semuanya. Pada senyum loh. Belum diem, kalau diem langsung urusan pembebasan lahan rampung," kata Jokowi, Rabu (13/9).
Jokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaJokowi menugaskan tim tujuh untuk mengatur strategi komunikasi dan narasi besar Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaDia menyebut komunikasinya dengan Jokowi tidak terpengaruh dengan ‘huru-hara’ politik yang tengah terjadi.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta TNI memberikan pemahamam ke masyarakat bahwa beda pilihan politik dan menang kalah dalam Pemilu adalah hal yang wajar.
Baca SelengkapnyaJokowi mempersilakan masyarakat untuk menilai terhadapnya.
Baca SelengkapnyaTudingan Jokowi membangun dinasti politik menguat setelah Gibran Rakabuming Raka didorong menjadi cawapres Prabowo.
Baca Selengkapnya"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"
Baca SelengkapnyaPertemuan SBY dan Jokowi didorong oleh para partai politik yang tergabung di KIM
Baca SelengkapnyaHasto juga menyindir rekayasa hukum di MK dan sisi gelap kekuasaan.
Baca Selengkapnya