Hanura Terancam Gagal Lolos ke DPR, Wiranto Sebut Ada Perjuangan yang Salah
Merdeka.com - Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto menanggapi partainya yang terancam tak lolos parlemen versi hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei. Wiranto menilai ada perjuangan yang salah sehingga partai di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang (Oso) itu tak bisa mencapai ambang batas parlemen 4 persen.
"Kalau dulu lolos, sekarang enggak lolos, berarti perjuangannya ada yang salah," ujar Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/4).
Wiranto mengatakan hal tersebut lantaran pada dua Pemilu sebelumnya, Hanura selalu lolos ambang batas 4 persen. Namun, pendiri dan mantan Ketum Hanura itu menyebut bahwa kalah menang dalam kontestasi politik nasional adalah hal yang biasa.
"Kalau kemudian (pemilu) 2019 enggak lolos ya enggak ada masalah. Karena parpol itu momen perjuangan, perjuangan secara kolektif kan," ucapnya.
Dia meminta pimpinan pusat Partai Hanura untuk mengevaluasi penyebab kegagalan tak bisa masuk Senayan. Wiranto menegaskan saat ini dirinya masih fokus mengerjakan tugas sebagai Menko Polhukam sehingga belum tertarik terlibat dalam proses evaluasi partai.
"Kita tunggu yah kan mau dievaluasi kita persilakan nanti DPP hanura untuk mengkalkulasi, mengevaluasi. Nanti dari sana kan menemukan hal-hal yang kira-kira menghambat partai ini untuk bisa lolos," jelasnya.
Dari hitung cepat yang dibuat Poltracking mencatat, tujuh parpol diprediksi tidak dapat melenggang ke Gedung DPR RI. Mereka adalah Perindo, Berkarya, PSI, Hanura, PBB, Garuda, dan PKPI.
Koordinator Quick Count Poltracking Indonesia, Arya Budi mengatakan, perolehan suara ketujuh parpol pada perhitungan suara resmi nanti dapat berubah meskipun kecil.
Hasil quick count itu, disebut Arya, menegaskan presisi data hasil survei terakhir yang mereka lakukan. Survei itu memprediksi ada 9 partai yang lolos. Cocok dengan hasil quick count pasca-pemilu.
"Jadi ada sisa 5% ini tentu tidak terlalu mengubah. Biasanya tren itu, kalau sudah separuhnya data masuk, itu tidak terlalu mengubah, apalagi ini data sudah 90% lebih"," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (18/4).
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PSI Terancam Tak Masuk ke Senayan Meski Dipimpin Kaesang, Ini Respons Presiden Jokowi
Adapun syarat suara partai politik untuk lolos ke DPR harus mencapai 4 persen.
Baca SelengkapnyaPeta Partai yang Mendukung dan Menolak Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR
Wacana hak angket untuk mengusut kecurangan Pemilu 2024 masih bergulir.
Baca SelengkapnyaSinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini
Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terancam Kehilangan Dua Kursi di DPRD Jateng, PPP Ungkap Suara Caleg Tergerus 'Serangan Fajar' Lawan Politik
PPP menuding kegagalan akibat dampak pertarungan politik selama kampanye dikendalikan kekuatan dana yang besar.
Baca SelengkapnyaTaruna Merah Putih Tegaskan Tetap Solid & Kompak Meski Tanpa Maruarar Sirait
Ara memutuskan mundur dari PDIP. Ara tak menyebut partai tempatnya berlabuh tapi dia mengaku memilih mengikuti Jokowi.
Baca SelengkapnyaPPP Merasa Terhormat Disambangi Prabowo, Siap Pindah Koalisi?
PPP merasa terhormat bila Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berkunjung ke partainya.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Politisi Sudah Move On dari Pemilu 2024, Hak Angket di DPR Hampir Mustahil
Waketum Partai Gerindra Habiburokhman mengklaim bahwa hampir 95 persen politisi sudah move on dari Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDeretan Anggota DPR Lantang Bersuara Keras yang Terancam Kalah di Pemilu 2024
Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaAnies Sulit Terobos 'Kandang Banteng'?
Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, ada dua hal yang membuat AMIN tidak melakukan kampanye di Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya