Golkar tak percaya hasil survei elektabilitas partai karena banyak meleset
Merdeka.com - Partai Golkar mengeluhkan hasil survei beberapa lembaga soal elektabilitas partai. Ketua DPP Pemenangan Pemilu Partai Golkar Andi Harianto Sinulingga mengatakan hasil survei seringkali tidak sesuai dengan perolehan kursi usai Pemilu digelar.
"Elektabilitas dalam pemilu legislatif tidak berbanding lurus dengan perolehan kursi. Dalam pileg yang di perebutkan adalah kursi. Karena itulah elektabilitas yang di potret oleh surveyor tidak akan berbanding lurus dengan perolehan jumlah kursi," kata Andi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (26/10).
Andi mencontohkan, survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas. Dalam survei itu, Golkar menempati urutan keempat dengan 6,2 persen di bawah PDIP 29,9, Gerindra 16 persen dan PKB 6,3 persen.
Menurutnya, hasil tersebut bisa saja meleset, PDIP misalnya. Andi menilai partai berlambang banteng moncong putih tidak mungkin bisa meraup suara mencapai 29,9 persen atau 166 kursi di parlemen.
"Jika di hubungkan dengan jumlah pemilih, maka perolehan suara PDIP itu setara dengan 54 juta suara pemilih jika kita mengacu pada DPT KPU 187 juta suara pemilih," tegasnya.
Hitungan yang sama, kata Andi, juga berlaku untuk Golkar. Andi menyebut, Golkar memang tengah memperbaiki citra usai sejumlah kader diterpa kasus korupsi dan membuat partai berada di bawah PKB.
Tapi, Andi yakin elektabilitas Golkar akan menyalip suara Gerindra dan PKB di akhir perhitungan suara April 2019 mendatang.
"Meski Golkar masih belum sembuh dari recovery citra, tapi prediksi saya posisi Golkar masih di atas Gerindra dengan perolehan kursi 85 sampai dengan 94 kursi," ungkapnya.
Andi memprediksi, Gerindra juga tak mengalami peningkatan suara meski mencalonkan Ketua Umumnya Prabowo Subianto sebagai calon Presiden.
"Jika tambahan 10 kursi itu bisa terjadi, maka posisi Gerindra masih di bawah Golkar," tutur Andi.
Sebab, menurut Andi, Pileh lebih banyak mengandalkan kualitas calon legislatif untuk merebut hati pemilih bukan efek elektoral dari capres.
"Boleh jadi mereka pilih Prabowo calon presidennya, tapi pilihan caleg DPR RI-nya adalah Golkar. Kenapa? Karena Caleg DPR RI Golkar turun ke bawah menjangkau langsung suara pemilih," tandasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apalagi isu tersebut berkembang bahwa ada sekelompok orang yang mendorong percepatan Munas Golkar.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan statistik, sebanyak 78 hingga 80 persen para pemilih Golkar menyalurkan suaranya ke Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terang-terangan minta jatah 5 kursi menteri di kabinet Prabowo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Golkar tak terlalu mempermasalahkan hasil survei Charta Politika.
Baca SelengkapnyaApalagi suara Golkar naik signifikan pada Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPartai Golkar tidak pernah memiliki skenario untuk merebut kursi ketua DPR RI.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, pasangan Prabowo-Gibran diusung Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PBB dan PSI di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaLazimnya, seorang kader yang tergabung di sebuah partai pastinya memiliki kartu tanda anggota (KTA) untuk memastikan dia adalah kader yang sah.
Baca SelengkapnyaCawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca Selengkapnya